CERPEN : AURORA

Mulai dari awal
                                    

"Gum, kok kita makan di sini?"

Megumi menoleh dengan senyum lebar. "Saatnya balas dendam jilid dua."

Aurora hanya mengerjap pelan.

●•••●

Megumi menyebutkan menu pesanannya dengan luwes, kemudian selanjutnya Aurora. Menyamakan pesanan dengan Aca. Pramusaji mengulangi pesanan mereka. Setelah memastikan tidak ada lagi, pramusaji itu melenggang.

Aurora bertukar tempat dengan Aca saat menyadari Aca yang senantiasa melihat ke arah dinding kaca yang menampakkan pemandangan di luar sana.

"Gumi cari siapa?" tanya Aurora saat melihat Megumi yang kedua matanya meliar memandang restoran tersebut. Seakan mencari seseorang.

Megumi balas menatap, kemudian mencondongkan tubuh ke arah temannya itu. "Cari mantan Mas Crush lo."

"Ih Gumi apaan sih? Mas Crush gue cuma Ardan." Aurora mencebikkan bibirnya.

Megumi memutar bola mata malas, hingga tatapannya tertuju pada Aca yang diam mengamatinya.

Aca tersentak saat ketahuan mengamati teman Aurora tersebut. Ia menciut, mendekat ke arah Aurora. Karena Megumi tidak berhenti menatapnya, jadi Aca mulai bersuara. "Na-namanya Kakak siapa?"

"Oh gue Megumi. Panggilannya Gumi."

"Nama kakak cantik."

"Iya dong. Secantik orangnya." Megumi tersenyum manis seraya mengibaskan rambut panjangnya yang terurai indah. Ekspresi judesnya seketika lenyap.

Aca tersenyum polos, ia mendongak menatap Aurora. "Tapi Kak Rora lebih cantik."

Senyum Megumi luntur, ia menatap datar Aca. Nih anak setelah membuatnya terbang ke langit, kemudian menghempaskannya begitu saja!

Megumi hendak membalas Aca, tapi tatapannya menangkap sesuatu yang ia cari sedari tadi.

Pria itu berjalan entah dari mana, seraya menaikkan lengan kemejanya hingga ke sikut. Melangkah menuju ke pintu keluar membuatnya mendesah pelan. Agak kecewa karena tidak bisa melihat pertunjukkan menarik saat ini.

Megumi menatap Aurora yang kini tersenyum-senyum menatap layar ponsel dengan jari-jari yang bergerak lincah di atas layar tersebut.

"Lo chatting-an sama siapa?" Wanita itu menegakkan kepala dan membalas tatapannya. Tersenyum sangat lebar.

"Sama Ardan."

Sudah Megumi duga. Harusnya ia tak bertanya. Tatapan Megumi kembali menangkap sosok yang tadi melangkah keluar kini melangkah mendekat ke arah mejanya. Megumi berdehem pelan, kemudian mengeluarkan ponsel. Pura-pura sibuk dengan benda tersebut.

"Au-ro-ra." Panggilan yang sengaja dieja tersebut membuat Aurora menoleh hingga tatapannya bertemu dengan sosok pria yang pernah ia tampar.

Arsen memiringkan kepalanya sejenak kemudian menyeringai, ia melangkah mendekat ke arah bangku yang diduduki Aurora.

"Sudah lama ya kita gak ketemu?"

Aurora mengerjap pelan. Kemudian mengulas senyum lebar. "Halo Mas Arsen."

Arsen begitu heran dengan respon Aurora. Seakan apa yang terjadi di antara mereka beberapa bulan yang lalu tidak pernah terjadi. Kini pria itu berdiri di dekat Aurora. Menatap Megumi yang ekspresinya begitu sinis, kemudian ke arah sosok anak kecil yang menatapnya penasaran.

Anak kecil yang mirip dengan sosok yang ia benci. Bisa menebak jika anak kecil itu adik dari pria yang dipilih Aurora.

Mengingat hal tersebut membuat ego Arsen terluka. Merasa ia jauh di atas dibanding Ardan, bagaimana bisa Aurora lebih memilih Ardan daripada dirinya?!

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang