Chapter 6

4.3K 381 13
                                    

Malam ini Rasya di minta datang ke rumah kakak pertamanya, Ansara Aldama. Berita perceraiannya dengan Tama  sudah sampai ke telinga keluarga besar Aldama.

"Sari baju saya mana?!" Teriak Rasya pada salah satu asistennya.

Seorang perempuan yang di perkirakan seusia Rasya berlari menuju kamar majikannya.

"Ini, Nya." Sari memberikan baju model blouson dress bermotif payet yang akan di kenakan Rasya malam ini.

"Terimakasih," ujar Rasya.

"Sama-sama, Bu. Oh, ya, Ibu mau makan apa nanti malam?" tanya Sari, asisten Rasya yang bertugas mencuci, nyetrika, dan masak.

"Ga usah, saya mau makan malam di rumah mommy Ann."

Rasya dan Ragha memang memanggil kakak tertua keduanya dengan sebutan mommy, karena Ansara seusia Ran, ibu mereka.

"Tolong bilangin sama Edi untuk bersiap-siap, sebentar lagi saya turun," ujar Rasya.

"Baik, Bu." Wanita itu lalu pergi menemui sopir pribadi sang majikan.

"Mas Ed," ujar Sari manja. "Kata Nyonya di suruh siap-siap." Sari  mendekati Ravin yang tengah membersihkan mobil.

"Iya, saya tau," jawab Ravin. Dia tahu Sari ini sering mencari perhatiannya, makanya Ravin agak risih jika Sari mendekatinya.

"Kok jutek gitu jawabnya." Sari menoel hidung mancung Ravin. "Jangan jutek-jutek nanti jatuh cinta sama Sari, baru nyaho."

Ravin memutar matanya malas, "Jangan toel-toel. Saya sudah punya cewek, mana mungkin saya jatuh cinta sama kamu."

"Siapa?"

"Ada deh,"

"Mas Ed jahat, kenapa nerima cewek lain, sementara Sari nunggu Mas Ed dari dulu," ujar Sari pura-pura sedih. Dia memukul bahu pria itu. Sari  memang pernah menyatakan cinta pada Ravin, tapi Ravin selalu bilang tidak ingin pacaran. 

"Maaf Sari, sekarang saya sudah punya pacar, jadi kamu jangan dekat-dekat saya lagi," bohong Ravin.

"Kamu sudah punya pacar?" suara Rasya mengagetkan mereka berdua. Wanita itu sudah berdiri di belakang Ravin dan Sari.

"Belum. Masih pendekatan," batin Ravin.

"Iya, Nya. Jahat banget 'kan, padahal Nyonya tau kalau saya cinta sama dia," adu Sari pada sang majikan, memang sejak Ravin bekerja di sini, Sari langsung bilang pada semua orang kalau dia mencintai Edi, sopir baru di keluarga ini.

"Beneran kamu udah punya pacar?" Rasya menatap sopir brondongnya.

"I-ya, Bu."

"Mas Ed, jahat!" Sari kembali memukul bahu Ravin, kemudian berlari ke dalam rumah sambil menangis.

"Kamu udah membuat anak orang menangis, Edi," ujar Rasya sebelum masuk ke dalam mobilnya.

"Ya mau gimana lagi, saya 'kan ga pernah ngasih harapan sama dia, Bu."

"Nanti kamu harus minta maaf sama Sari. Kasihan dia anak baik. Kenapa kamu ga nerima cintanya aja?" Kata Rasya, Sari sudah bekerja dengannya cukup lama, meski sedikit bar-bar, tapi anak itu baik dan bertanggung jawab pada pekerjaannya, tidak pernah mengecewakan Rasya.

Rasya memandang sopirnya dari kursi penumpang, "Setelah di liat lebih dekat, ternyata Edi ganteng juga, hanya penampilannya saja yang culun," batin Rasya.

"Perasaan ini ga bisa di paksain, Bu. Dari dulu emang saya ga suka sama dia."

"Karena saya sukanya sama ibu," ujar Ravindra dalam hati.

My Brondong Driver (Aldama Family Seri 12)Where stories live. Discover now