Third page; Action figure

Start from the beginning
                                    

"Maksud lo?"

"Lo juga bulol alias bucin tolol ke pacar lo yang bahkan udah jelas-jelas selingkuh sama adek kelas, lo lihat pakai mata kepala sendiri, tapi apa? Lo juga tetep bucin ke dia." Jaedan menyindir sinis, sebenarnya ia tahu soal ini dari Ares.

"Nggak usah disamain please, deh. Pacar lo lebih kurang—"

"Sebenernya kalian berdua itu ndak ada bedanya"

Nana dan Jaedan yang sedang saling bertukar tatapan sinis sembari saling menunjuk siapa yang lebih bego—Thalia muncul dari balik pintu, membawa nampan berisi beberapa piring dan gelas kotor dari meja makan serta ruang keluarga.

"LO NGGAK DIAJAK!" Ucap Nana dan Jaedan serempak sambil menuding perempuan berusia dua puluh tahun itu, membuat Thalia hampir terjungkal dan memecahkan piring serta gelas gelas diatas nampan yang tengah ia bawa.

Thalia menelan ludah dan kembali melanjutkan kalimatnya, "Ya tetep aja kalian sama sama—"

"DIEM!" Lagi.

Akhirnya Thalia pun kicep. Ya daripada nanti dia disuruh tidur didekat garasi mobil, yang lebih parah—gajinya dipotong, jadi lebih baik ia diam saja.

"Lo tetep yang paling bego!" Setelah mengucapkan itu tepat didepan wajah Nana, Jaedan langsung berlari sekencang kencangnya pergi dari area dapur.

"GUE ADUIN DAD YA LO!!" Nana sudah hampir meraih bagian belakang kerah baju saudaranya dan siap untuk memukulinya, namun ternyata ia meleset. Jaedan berlari dua kali lebih cepat menaiki anak tangga. Sepertinya Nana harus melakukan pilihan terakhir untuk membuat saudaranya yang paling kampret itu jera. Sebelumnya ia pernah mengatakan pada Jaedan bahwa dirinya akan benar-benar mematahkan action figure milik cowok itu jika dia berbuat macam-macam dengan Nana.

Cowok itu menyambar secara acak action figure milik Jaedan yang memenuhi lemari kaca di dekat tangga, kemudian...

'KRAK!!'

Jaedan langsung berhenti dan menoleh. Ia ternganga dengan wajah pucat pasi saat dia melihat dengan jelas bagaimana adiknya sungguh mematahkan action figure super kesayangannya.

"NARENDRA BRENGSEKK!!!!!!"  Jaedan berteriak sekuat tenaga hingga urat-urat dileher nya terlihat. Para pelayan di rumah itu sudah biasa dengan pemandangan seperti ini apalagi dengan suara mereka yang saling berteriak satu sama lain, sudah sering mereka dengar sejak kedua anak itu masih kecil.

Jaedan ingin memukuli adiknya detik itu juga jika saja yang ingin dipukuli tidak langsung melesat dengan cepat masuk ke kamarnya yang ada dilantai satu, tepat disebelah kamar sang ayah. Gerakannya sangat cepat layaknya the flash sehingga Jaedan tidak bisa meraihnya.

Pemuda itu duduk berlutut didekat action figure iron man miliknya yang kini tangan dan juga kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya, harganya bisa mencapai sebelas juta saat ia membelinya di United Kingdom tepat ketika barang itu pertama kali diluncurkan. Bukan hanya masalah harganya, namun action figure yang itu merupakan edisi terbatas dan Jaedan merupakan salah satu diantara seratus orang paling beruntung yang bisa memiliki barang itu.

Dan sekarang?

Sedikit lebay, tapi sungguh—Jaedan menangis kala itu.

**

Daddy💪🏻
Disana udah pagi ya?
Udah sarapan belum?

Jaedan
blm.

FINDING MOMMYWhere stories live. Discover now