44. Hangout

4.8K 465 491
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

Komennya bisa banyak gak nih? Kangen dikasih banyak komen :)

Kalo komennya banyak, aku rajin update loh hehe...

.

.

Hanan menghela nafas melihat Chacha yang sedang memasak sarapan di dapur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanan menghela nafas melihat Chacha yang sedang memasak sarapan di dapur. Gadis itu terus diam berfokus pada masakannya. Tidak ada ocehan ataupun nyanyian seperti biasanya, Chacha hanya diam.

Hanan tau Chacha masih memikirkan ucapan tantenya kemarin. Gadis itu masih terlihat murung. Bahkan setelah semalaman menangis hingga tertidur gadis itu masih tetap diam.

"Cha..." Hanan berdiri dan langsung memeluk tubuh Chacha dari belakang.

Chacha langsung berhenti memotong sayuran dan meletakkan pisau yang dia pegang. Air mata gadis itu kembali terjatuh.

Hanan mempererat pelukannya. Berusaha menguatkan Chacha yang kini masih terus menangis dalam diam.

Chacha membalikkan badannya dan memeluk Hanan. Menyembunyikan wajahnya di dada pemuda itu.

Hanan memejamkan mata, pemuda itu berusaha menahan air matanya melihat keadaan Chacha sekarang. Hatinya begitu sakit melihat Chacha yang terus bersedih.

"Cha.." Hanan melepas pelukan Chacha dan menangkup wajah gadis itu. Menghapus air matanya. Mata gadis itu terlihat sembab. Tentu saja, semalaman Chacha terus menangis.

"Gausah masak, kita cari sarapan di luar ya? Kita beli ketoprak ya? Kemaren lo bilang pengen ketoprak kan? Kita cari ya..."  kata pemuda itu berusaha untuk menghibur Chacha.

Mengajak gadis itu keluar mungkin akan sedikit membuat suasana hatinya menjadi lebih baik. Semoga saja dengan mengajak Chacha untuk pergi keluar dan berjalan-jalan semuanya menjadi lebih baik.

Chacha menggeleng tanpa mengatakan apapun. Gadis itu menolak ajakan Hanan.

"Cha, kita jalan-jalan deh. Kalo gak mau ketoprak kita beli bubur deh, atau mau mie ayam?"

"Enggak Bi.." kata Chacha kembali menolak.

Hanan menghela nafas, dia menggenggam tangan Chacha erat. "Cha, kita jalan-jalan ya? Please.."

Chacha mengusap air matanya dan menatap Hanan. Gadis itu akhirnya mengangguk. "Oke.."

Hanan tersenyum, pemuda itu langsung melepas celemek yang Chacha pakai. "Ayok berangkat sekarang.."

Afeksi 18+  | ENDWhere stories live. Discover now