38. Disneyland

6.1K 497 725
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

.

Vote sama komen yang banyak ya hehehe..
800 yuk bisa yuk!

.

Chacha menghela nafas sambil memandang gedung-gedung tinggi yang bisa ia lihat dari jendela hotel yang kini ia tempati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chacha menghela nafas sambil memandang gedung-gedung tinggi yang bisa ia lihat dari jendela hotel yang kini ia tempati. Gadis itu mengeratkan pegangannya pada selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuh polosnya.

Kegiatannya dengan Hanan semalam benar-benar menguras tenaga, bahkan tadi ia sedikit kesusahan untuk sekedar bangun dan berjalan menuju ke tempatnya saat ini.

"Kok gak bangunin gue?" tanya Hanan disertai dengan kecupan lembut pada pipi Chacha dan pelukan hangat pada pinggang gadis itu.

Chacha memiringkan kepalanya, membiarkan Hanan terus mencium pipinya beberapa kali. Gadis itu terkekeh geli. "Lo tidurnya nyenyak banget Bi.."

Hanan menghela nafas dan menyandarkan dagunya pada bahu Chacha. Kini ia ikut menatap ke depan, ke arah gedung-gedung. "Lusa kita ke Jepang ya.."

Chacha sedikit menoleh dan mengecup rahang Hanan. "Iya.."

Hanan tersenyum, pemuda itu melepas pelukannya dan memutar tubuh Chacha untuk menghadapnya. Tangannya bergerak menangkup wajah istrinya itu.

"Gue udah bilang kan kalo lo itu cantik banget?"

Chacha mengangguk. "Iya.."

Hanan tersenyum dan mendekat, menggesekkan ujung hidung mereka sebentar sebelum memberikan ciuman singkat di atas bibir tebal Chacha.

"Kayaknya gue bakal ngomong terus kalo lo cantik, cantik banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kayaknya gue bakal ngomong terus kalo lo cantik, cantik banget.." kata Hanan tersenyum tulus pada Chacha.

Chacha mendengus pelan, tidak dia pungkiri ucapan Hanan membuat wajahnya memanas. "Ish, masih pagi udah gombal.." ucapnya memukul lengan Hanan pelan.

Afeksi 18+  | ENDWhere stories live. Discover now