126. Gara-Gara Cimory

7 2 6
                                    

"Mione, gue minta cimory lu dong. Punya gue udah habis, belum sempat beli soal nya."Katie tiba-tiba menampakan diri di depan pintu kamar Hermione.

"Ambil aja, terserah lu mau berapa. Masih banyak kok,"ucap Hermione. Setelah itu Katie langsung meluncur ke tempat kejadian atau ke arah kulkas yang ada di dapur.

Ketika sudah sampai dia langsung membuka kulkasa dengan perlahan dan cepat-cepat dia memilih rasa cimory yang diinginkan."Mau ambil rasa apa ya?"

"Gue ambil semua aja deh. Ini total nya ada sepuluh rasa. Ya udah gue ambil semua aja, sebelum gue otw beli ke minimarket,"gumam Katie pelan.

Katie langsung kembali ke kamarnya. Lucian masih berada di dalam kamar, ni pasangan perasaan hobi banget dah main main di dalam kamar. Tapi ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi keduanya.

"Luce, lu mau cimory gak?"yanya Katie. Lucian mengangguk kan kepala."Boleh deh, gue mau yang rasa bluberry deh,"ujarnya lagi. Keduanya duduk sambil meminum segar dan nikmat nya cimory.

Di tengah-tengah waktu mereka, Katie juga menyempatkan diri untuk berbincang hangat dengan Lucian."Luce, lu ngerasa gue binal gak? Terus gimana pendapat lu?"

Lucian sampai tersedak sebentar."Kagak sih, biasa aja. Cuman kadang lu itu bisa mesum, apalagi kalau maksa buat itu. Akibatnya gue jadi susah buat mengendalikan diri."

"Gimana kalau sih pawlakor. Tuh sih Kimi kan manja banget sama lu."Katie menunjuk kucing abu-abu miliknya, sang kucing juga malah dengan entengnya tidur di dekat Lucian.

"Dia kan butuh kehangatan juga. Lagian kan lu juga kucing, masa malah dendam ke sesama kucing sih. Gak boleh gitu ya,"ucap Lucian. Dia masih menyempatkan diri untuk membelai wajah Katie.

"Halo! Oliver lu ngapain sekarang?" Jangan telat makan ya kalau bisa. Gue tahu kalau lu orangnya suka telat makan kalau lagi serius dan fokus sama satu pekerjaan."Hermione menyempatkan diri untuk bertanya perihal kabar Oliver.

"Ini lagi istirahat. Kenapa emang nya? Kangen sama gue? Padahal baru dua hari lu gue gak kuliah?"Ucap Oliver. Hermionenya malah mengelak, tak mau memberitahu yang sesungguhnya.

"Kagak, cuman gue cuma nanyain itu doang. Mau ngingetin lah istilahnya, mana tahu kan lu lupa,"ucap Hermione. Bersamaan dengan itu Crookshanks datang ke pangkuannya.

Kucing itu mengeong dengan begitu kencang, suara nya sampai terdengar oleh Oliver dari sambungan telepon."Meowww! Meowww!"seru Crookshanks.

"Ini kayaknya sih Crookshanks rindu deh sama lu. Yang ngurus dia siapa yang dia rinduin siapa, wkwkwkwkwk,"ujar Hermione. Crookshanks senantiasa mengeong kencang.

Oliver pun bertanya lagi."Jarang lu gue lihat kucing yang akrab sama orang asing, selain sama pemiliknya." Hermione sudah merasakan hal ini sejak lama.

"Mungkin karena lu paham kali gimana cara memperlakukan kucing yang baik dan benar itu gimana,"jelas Hermione."Iya kali, pantes dia suka duduk di paha gue mulu,"sambung Oliver.

Dan obrolan itu masih berlanjut. Hermione sampai lupa dengan niat awalnya tadi, yang jelas-jelas kalau ia hanya ingin bertanya tentang keadaan Oliver.

Tak mengangkat kalau obrolannya akan terasa lebih panjang dari yang Hermione kira. Tapi apa pun itu, Hermione tak akan ambil pusing juga perihal urusan ini.

"Mione, udah dulu ya. Ini gue mau lanjut ngerjain penelitiannya lagi, see ya,"ucap Oliver. Dan telepon pun terputus secara kedua belah pihak. Hari yang indah.

Katie ingin membuka cimory milik nya. Tapi bukannya berhasil, cimory itu justru malah tumpah dan tepat mengenai wajahnya. Akibatnya, wajah Katie menjadi berlumuran dengan cairan cimory yang tumpah barusan.

Lucian dengan refleks langsung berdiri dan mengambil tisu yang terletak didekat nakas, samping tempat tidur."Tuh kan, kek bocil aja nih anak."

Katie membuang pandangannya ke arah lain. Dia tak sadar kalau pintu kamarnya masih terbuka dengan lebar, tak memikirkan reaksi orang-orang yang akan melihat nanti.

Dan benar saja lima menit kemudian, Hermione yang kebetulan lewat tak sengaja  melihat adegan itu. Apalagi karena posisi yang cukup ambigu, sebab Lucian yang memegangi wajah Katie sambil berdiri.

"Eh lu berdua ngapain anjir? Kagak takut dilihat sama yang lain apa? Nih, untung cuma gue doang yang lihat. Coba kalau yang lain? Auto jadi bahan ghibah tuh.'Hermione sudah ngomel-ngomel tak jelas, ya jelas sih apa penyebabnya.

Gadis itu menutup pintu kamar dengan terburu-buru, agar tak ada orang lain yang melihat adegan yang sepertinya kurang nyaman untuk dilihat."Ya ampun Katie! Itu muka lu kenapa berlumuran cairan gitu? Jangan-jangan..."Ucapanya terpotong.

Pandangan Hermione kini tertuju kepada Lucian."Lucian lu nyemprotin itu ke muka Katie ya? Ya Allah dia lagi hamil ih, tahan dikit napa. Lu juga sama aja Kat."

Katie tahu kalau Hermione sekarang malah salah paham. Dia berinisiatif untuk menjelaskan."Enggak Mione, ini muka gue ketumpahan cimory. Sih Luciannya tadi berdiri sebentar karena mau bersihin muka gue pakai tisu."

"Iya Mione, jadi lu jangan salah sangka ya. Gue sama Katie kagak lagi ehem kok, walau gue masih ada niat buat begituan sih. Kali ini gue berani jujur deh,"ujar Lucian.

Untung saja kali ini Hermione nya percaya."Lain kali jangan ambigu gitu posisi nya. Lu juga kalau mau ehem jangan lupa dikunci pintunya, kan kagak etis kalau dilihat sama yang lain."

TBC:

Apa sih pendek banget.



























Confused To see Them || Oliver - Hermione ||Where stories live. Discover now