White . Bl

8.Adik?

"JANGAN MEMANDANGKU DENGAN WAJAH KASIHAN!"

"JANGAN MEMANDANGKU DENGAN KASIHAN!"

Damian terdiam ditempatnya berdiri ketika mendengar suara anak didepannya yang berteriak padanya dengan tatapan tajamnya.

Damian yang kaku menggelengkan kepala.

"Ah.. maafkan saya!" Damian membungkukkan tubuhnya meminta maaf pada anak didepannya yang masih dengan tubuh bergetar menangis tanpa suara.

"Kau pasti kesakitan ya?" pertanyaan Damian membuat anak bertopeng itu menolehkan kepalanya menatap manik coklat milik Damian.

"T-TIDAK! A-aku tidak sakit.." suara anak itu berangsur angsur mengecil sembari menangis kembali.

"INI SAKIT!" anak itu tidak bisa menahan tangisannya, ia menangis meraung didepan Damian.

Damian mendekati anak itu dan dengan polosnya memeluk anak didepannya itu, menepuk punggungnya yang bergetar.

Anak itu menangis semakin kencang dengan raungannya yang semakin membesar, tangan kurusnya meremas kemeja yang dipakai Damian.

Setelah beberapa waktu menangis, anak itu berhenti menangis dan tertidur karna kelelahan dibahu Damian.

"Dia pasti dicampakkan sepertiku" Tangan Damian mengelus lembut surai silver anak bertopeng yang tertidur dibahunya itu.

(Kecik-kecik udah pacaran aja, author aja masih jomblo-author).

Damian menemani anak itu hingga ia sendiri tertidur juga dengan posisi menyender kesofa dan kepala anak bersurai putih yang direbahkannya dikedua paha kecilnya.

"Umh" sebuah suara kecil terdengar membuat Damian terbangun dari tidurnya.

Mata Damian terbuka dan menampilkan mata coklat terang indahnya.

Damian menoleh kearah bawah tepatnya ke anak bertopeng yang sepertinya baru terbangun dari tidurnya.

Kedua kelopak mata itu terbuka menampilkan dua mata berwarna violet yang tampak indah dengan surai silvernya yang menutupinya.

"Kau sudah bangun?" pertanyaan polos Damian membuat anak itu tersadar dan segera terbangun dari posisi tidur dipaha si anak berambut coklat mendekti oranye itu.

"A-apa ... kau meniduriku?" pertanyaan anak bertopeng itu membuat Damian terkekeh kecil.