12. Rahasia

126 6 0
                                    

Seminggu beristirahat, Ayra kembali masuk kantor, kini ia di tugaskan di cabang Jakarta untuk proses magangnya dan tes untuk kenaikan jabatan. Tidak lama, cukup sebulan saja setelah itu Ayra kembali ke kantor pusat. Ayra pun mendapatkan kenaikan jabatan satu tingkat, jabatan yang sangat di nantikannya sejak dulu.

Setelah kenaikan jabatan itu, keduanya langsung berpesta, pergi ke kedai makan dan makan sepuasnya.

"Ciye, akhirnya." goda Fera

"Oh yaa, aku penasaran, apa benar saat koma jiwamu benar-benar di tempat lain?" Fera bertanya karena penasaran ingin mendengarnya ceritanya.

Ayra meletakkan gelas minumnya.

"Semuanya terasa seperti nyata, aku benar-benar ke desa itu, aku menjalani keseharian di desa itu, meski desa itu memang aneh."

Ayra melanjutkan lagi ceritanya, "Desa itu sangat asri dan tenang, orang-orang di desa itu setiap tengah malam melakukan semacam ritual yang kata mereka untuk menghalau bencana ke desa mereka. Pokoknya desa itu horor banget. Aku sampai bosan tanpa koneksi internet."

"Oh, lalu pria yang di rumah sakit itu siapa?"

"Ah, dia pegawai yang di kirim Pak Dery untuk mendampingiku, namanya Adit, aku sama dia cukup akrab, tapi aku enggak tahu kenapa dia enggak kenal aku pas di rumah sakit waktu itu."

Rupanya, saat itu, Adit juga adalah salah-satu penumpang dalam bus. Dia menaiki bus yang sama pada hari itu juga bersama Ayra. Kecelakaan hari itu akibat ban bus yang pecah sehingga mengakibatkan bus oleng dan jatuh ke jurang. Adit juga korban yang berhasil selamat dari kecelakaan tragis itu, dan hari itu hari di mana Adit bertemu Ayra adalah seminggu setelah dirinya pulih. Sama seperti Ayra, Adit masih belum mengingat semuanya. Entah, sekarang dia sudah berada dimana. Keduanya sudah tidak saling bertemu lagi setelah keluar dari desa itu. Adit pulih lebih awal dari Ayra.

Pada akhirnya, desa Muji tetap menjadi desa tak terlihat. Para warga di sekitar jalan sana memang mengakui keberadaan desa Muji yang tak terlihat itu, tapi dulu. Desa itu memang ada, tapi bencana alam membuat desa itu tenggelam dalam banjir dahsyat saat itu. Desa itupun rata dengan tumpukan mayat penuh lumpur. Tidak ada satupun yang selamat. Perlahan, desa Muji hilang dan lambat laun tertutup dengan pembangunan jalan yang semakin meninggi hingga desa itu tenggelam jauh dalam jurang. Desa Muji pun perlahan terlupakan dan menjadi rahasia oleh para tetua di sekitar jalan sana dan setiap tahunnya akan mengambil korban untuk menjadi penduduk di desa itu.

END.

THE RUNICWhere stories live. Discover now