4. Mendadak Ramai

136 3 0
                                    

Kini semua kamar di wisma itu telah berpenghuni. Kamar terakhir di isi oleh Aditya pegawai cowok yang di kirim Pak Dery sebagai pendamping Ayra selama menjalankan bisnis toko ritel cabang baru.

"Makasih mbak, makanannya enak banget. Kenyang banget." ujar Adit

"Sama-sama. Tapi ini bukan gue yang masak, tapi Mbok Tum."

"Hah? Mbok Tum siapa?" tanya Adit

"Mbok Tum yang tinggal di kamar depan. Loh bukannya tadi udah ketemuan?"

"Ah, iya, lupa."

"Ya udah yang mbak, saya ke kamar. duluan, capek banget."

"Eum."

Ayra segera menyelesaikan cucian piringnya lalu bergegas kembali ke kamar. Sebelum sampai di kamar, Ayra memutuskan untuk berbelok ke kamar Mbok Tum dulu, ingin menanyakan apakah Mbok Tum sudah makan malam apa belum.

Ayra mengetuk pintu kamar Mbok Tum namun tidak ada balasan, Ayra pikir mungkin Mbok Tum sudah tidur mengingat malam sudah larut. Ayra memutuskan untuk tidak mengetuk pintu kamar Mbok Tum lagi dan kembali ke kamarnya.

Pukul dua pagi, Ayra terbangun dari tidurnya karena ingin buang air kecil. Saat keluar kamar, Ayra begitu kaget karena dia mendapati Mbok Tum yang sudah terbangun dengan dupa dan sesajen di tangannya.

"Mbok." sapaan Ayra membuat Mbok Tum yang sedang sibuk meletakkan sesajen dan dupa di depan pagar rumah jadi kaget.

"Loh, kok udah bangun mbak Ayra?"

"Aku mau buang air kecil." jawab Ayra

"Oh begitu."

Pandangan Ayra kemudian teralihkan dengan orang-orang di sekitar wisma, di mana semua orang terlihat terbangun dan meletakkan dupa dan sesajen seperti yang Mbok Tum lakukan. Terdengar riuh, anak-anak kecil pun sudah terbangun dan ikut mmeberikan memberikan persembahan entah untuk siapa.

Heran, Ayra makin memperhatikan tingkah aneh penduduk desa. Sampai saat, pandangannya di buyarkan oleh teguran Mbok Tum.

"Mbak, ayo masuk." ajak Mbok Tum

"Kok, Mbok?" Ayra masih bingung

Mbok Tum lalu menarik Ayra masuk ke dalam wisma. Selesai buang air kecil, Ayra kembali masuk ke kamar, namun ia menyempatkan sebentar untuk menengok lagi aktivitas aneh penduduk desa yang tadi di lihatnya. Tapi sudah tidak ada siapapun, desa kembali menjadi sunyi. Ayra masih bingung dengan aktivitas aneh yang penduduk desa Muji lakukan. Tidak mau pikirannya terlalu bebas terlalu lama, Ayra segera masuk ke dalam kamar. Kembali tidur untuk bekerja besok.

( T h e R u n i c )

Fajar menyinsing dengan terik. Ayra sudah bersiap menuju tokonya bersama dengan Adit. Memutuskan untuk mengemas sarapan paginya ke dalam kotak bekal saja. Dengan kendaraan dua milik Adit keduanya berangkat bersama.

Dalam perjalanan menuju toko, seperti biasa, desa itu terlihat sunyi, padahal sudah jam tujuh pagi. Harusnya penduduk desa sudah melakukan aktivitas pagi seperti menyapu, mencuci atau belanja sayuran. Tapi yang Ayra lihat, para penduduk hanya berdiam diri di dalam rumah atau teras rumah.

"Dit," Ayra menepuk-nepuk pundak adit yang sedang fokus menatap ke depan.

"Apaan mbak?"

"Desa ini aneh gak menurut kamu?"

"Hah? aneh bagaimana?"

THE RUNICWhere stories live. Discover now