Bab 25 - Akhir?

145 22 1
                                    

Hello, everybody. It's been along time I updated my story.

This special my birthday edition

Happy reading :)

***

Naira bengong ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Arkan. Kata-kata itu masih dalam proses yang cukup lama di otaknya sampai akhirnya ia menyadari maksud dari Arkan.

"Kita—putus?" tanya Naira mengulangi. Ia hanya ingin memastikan apakah kata-kata yang ia dengar disalahartikan oleh otaknya atau malah pesan sebenarnya tersesat entah kemana hingga tidak sampai ke otaknya.

"Iya putus," ulang Arkan lebih serius. Tapi, ia merasa ada sesuatu yang salah dari ucapannya melihat reaksi Naira yang seperti orang bodoh. Untuk beberapa saat mereka berpikir tentang persepsi "putus" dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga beberapa detik kemudia barulah Arkan sadar dengan perkataannya.

"Kamu tau, kan? Sesuatu yang dimulai dengan cara yang tidak baik akan berakhir dengan tidak baik juga. Jadi, aku ga pengen hubungan kita yang dimulai dengan pura-pura ini akan berakhir tidak baik." Arkan berhenti sejenak sembari mengambil kedua tangan Naira lembut. "Jadi aku ingin kita putus sekarang dan berhenti pura-pura."

Mendengar penjelasan Arkan, seketika hati Naira gelisah. Ia merasa panik dengan ajakan putus Arkan. "Te-terus?"

Bibir Arkan melebar melihat kepanikan Naira. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa hasilnya akan seperti ini. Bukankah ini pertanda baik untuknya?

"Jadi, ayo kita menjalin hubungan yang lebih serius," kata Arkan.

Naira masih terlihat sedikit panik, tetapi setelah otaknya yang sedikit error ini akhirnya bisa menelaah kata-kata Arkan dengan baik.

"Se-bentar... Ini maksudnya kamu lagi—ngelamar aku gitu?" tanya Naira tidak yakin.

Arkan tidak langsung mengangguk. Hanya senyuman jahil yang munculnya di bibirnya membuat Naira semakin tidak yakin.

"Arkan, seriusss...." Ia menarik tangannya yang ada di genggaman Arkan dan memukul dada Arkan pelan. Hal itu malah membuat Arkan tertawa karena pukulan Naira tergolong pelan baginya.

"Iya, aku serius," jawabnya sambil menangkap kedua tangan Naira dan kembali membawanya ke dalam genggamannya.

Air mata entah mengapa langsung mengalir mendengar pernyataan Arkan. Ia masih merasa ini seperti mimpi. Dulu ia begitu percaya dengan cinta, tapi ia tidak membayangkan pada akhirnya cinta bisa membuatnya sakit. Sekarang, entah mengapa ia kembali merasakan jatuh cinta untuk kedua kalinya pada seseorang yang tidak ia sangka-sangka. Apakah pada akhirnya ia menemukan cinta sejatinya?

"Jadi," Arkan melepas satu tangannya dan menarik tangannya yang lain mendekat padanya. Naira masih menangis sambil menatap lantai hingga tidak menyadari jika Arkan sudah memasangkan cincin di jari manis tangan kanannya.

"Apakah kamu mau menerimaku untuk menjadi pendamping hidupmu?"

Naira mendongakkan kepalanya. Terlihat jelas mata Arkan yang jernih menatapnya serius dengan penuh pengharapan, namun ada kelembutan kasih sayang yang ia berikan. Ia masih tidak percaya ada orang yang benar-benar mencintainya seperti ini.

"Ta-tapi, aku masih banyak kekurangan. Kamu tau kan aku cerewet, bawel, manja, ceroboh, terus—"

"Iya aku tau," potong Arkan.

"Kamu yakin mau sama aku yang masih banyak kekurangan ini?" tanyanya sekali lagi.

Arkan tak bisa menahan tawanya. Baginya, wajah Naira yang seperti ini terlihat lucu dan menggemaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Half of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang