8

8.5K 837 5
                                    

"Apa? Undangan makan malam?" Jenny bangkit dari kasur nya. Dirinya masih berantakan karena baru bangun tidur.

"Benar nona, Ayah dan ibu anda merindukan nona"

"Ayah?" Mata Jenny berbinar, hari ini ia akan bertemu dengan keluarga Florence?
Seperti apa keluarga nya sekarang yang sudah di tinggal mati oleh anak nya?

Ia menanti.

.

Kediaman Duke Haligrey terletak di kawasan ibu kota Felinsya. Tempat para bangsawan tinggal. Perumahan di sini sangat besar, karena di buktikan dengan kendaraan yang mereka gunakan.

Bukan lagi kuda, namun mobil dengan daya bahan bakar minyak yang sangat langka di benua. Mereka mendapatkan semua ini karena dari hasil bisnis yang di sebut eskasia. Yang artinya 'Kelangkaan', dan salah satu pendiri bisnis itu terdapat Duke Haligrey yang menjadi salah satu pembisnis besar.

Tok tok

Jenny masuk ke dalam ruangan kerja Ergaster. Ia memandang sekeliling ruangan besar tersebut.

Banyak panjangan mahal yang terbuat dari ukiran tanduk rusa. Biasanya ini di gunakan khusus oleh keluarga kerajaan yang artinya bahwa benda yang terukir sangat penting untuk pemilik.

Dan salah satu di pajangan di sana  terdapat foto Nyonya Yaria Kaligis, ia adalah ibu dari Ergaster. Beliau sudah meninggal karena penyakit menular saat itu.

Yaria sangat menyukai Florence karena sifat nya ceria dan selalu bersemangat. Oleh karena itu ketika akhir ajal nya ia mengatakan untuk tetap bersama Ergaster sampai akhir hayat nya.

Sungguh ironis.

Pantas saja dunia ini berada di dunia fiksi, jelas saja karena terlalu banyak nya drama yang menjijikkan menurut Jenny.

Sangat melelahkan untuk mengikuti setiap alur disini. Buat apa? Buat dia mati di pancung?

"Berhenti melihat seakan kau baru pertama kali masuk kesini." Ucap dingin seseorang dari meja.

Jenny memutar matanya ke arah Ergaster.

"Apa aku mengganggu?"

"Sangat" Ergaster melipat tangan nya di dada.

"Aku akan pergi selama satu bulan. Untuk menemui keluarga ku di Felinsya." Ucap Jenny pada akhirnya.

"Selama itu?"

"Aku merindukan mereka"

Ergaster terdiam. Ia menghela nafas panjang. Satu bulan? Kenapa lama sekali.

"Kau punya pekerjaan yang banyak untuk menjadi seorang ratu"

"Jangan egois Ergaster. Aku menemui keluarga ku, aku merindukan mereka."

"Egois? Kau lah yang seharusnya tidak tahu diri. Pekerjaan apa yang selama ini kau lakukan saat menjadi ratu? Hanya menghamburkan uang dan berfoya-foya" Kesal Ergaster.

"Lantas apa yang kau lakukan untuk ku? Di pernikahan kita hanya ada keluarga ku dengan pendeta tanpa acara megah. Mengapa kau begitu bangga dengan dirimu yang bahkan tidak bisa menjadi suami yang baik?"

Ergaster terdiam. Ia tersenyum miring pertanda bahwa ia sangat kesal. Baru kali ini perkataan nya di tepis keras oleh orang. Apalagi seseorang yang biasanya ketakutan jika Ergaster membentak nya.

"Aku tidak mengizinkan mu."

Jenny menatap datar Ergaster. Lalu tertawa pelan.

"Percuma saja aku meminta izin dengan mu. Kau hanya merusak mood ku saja" Jenny memberi hormat dan berjalan menuju keluar.

"Aku tetap akan pergi. Tidak usah peduli kan aku, maaf telah menganggu" Jenny berkata tanpa melihat ke Ergaster dan benar-benar keluar.

Setelah pintu tertutup, Ergaster menyingkirkan kasar berkas di meja nya hingga terjatuh. Ia sangat kesal sekarang.

Di pojok ruangan Felix menyelesali perbuatan nya. Harus nya ia pergi tadi.

.

The Wild DoctorWhere stories live. Discover now