[NEW BOOK] HOME : HOME FOR THE CHILDREN

19.7K 1.4K 33
                                    

⚠️NOREN AREA⚠️
⚠️child abuse, missgendering, male pregnant, bxb⚠️

Jeno dan Renjun mengharapkan buah hati hadir di tengah-tengah mereka. Setelah 3 tahun menikah, Renjun belum juga mengandung. Dokter berkata bahwa rahim Renjun tidak berfungsi sehingga mengharuskan Renjun untuk melakukan operasi pengangkatan rahim secepatnya.

Mimpi mereka yang ingin sekali mendapatkan seorang bayi harus sirna setelah Renjun kehilangan rahimnya. Akhirnya mereka kembali melanjutkan hidup seperti biasa, Jeno dengan kantornya dan Renjun dengan tugasnya sebagai seorang pembimbing di sebuah taman kanak-kanak atau playgroup.

Hingga suatu hari Renjun menyadari sesuatu yang aneh. Ia mendapati satu muridnya yang baru berusia 4 tahun datang dengan pandangan kosong dan beberapa lebam di tubuhnya. Mulai hari itu Renjun sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan murid laki-laki itu?

- PROLOG
"Annyeong-haseyo, Seonsaengnim~"

Suara anak-anak terdengar sangat ceria pagi ini. Hal itu membuat suasana hati Renjun membaik di hari pertama ia bekerja setelah cuti untuk melakukan operasi. Anak-anak kembali duduk di kursi kecil mereka saat Renjun membalas salam tersebut. Mereka siap untuk menerima ilmu dari Renjun seonsaeng-nim.

"Hari ini kita akan belajar tentang warna, setelah itu kita akan menggambar!" Renjun berucap sambil menebar senyuman cerahnya. Anak-anak mengangguk antusias, mereka sangat suka menggambar.

Renjun mulai membagikan buku-buku warna kepada anak-anak. Masing-masing mendapatkan satu. Setelah itu ia kembali berdiri di depan lantas meminta anak-anak membuka halaman pertama. Menjelaskan tentang warna-warna yang tertera di buku juga memberikan contoh kecil seperti warna baju atau warna celana yang ia kenakan.

Han Renjun, 26 tahun, seorang pengajar di playgroup. Ia baru bekerja selama satu tahun di sini. Ia merupakan pengajar paling muda bersama dua rekannya yang lain, selain itu Renjun juga sangat ramah dan peduli terhadap anak muridnya. Ia tidak akan meninggalkan kelas sebelum para orang tua menjemput anak mereka, memastikan bahwa anak-anak berusia 3-4 tahun itu sudah aman di tangan yang tepat.

Sesaat ia sedang mengajar di tengah-tengah kelas, seseorang mengetuk pintu membuat Renjun segera menoleh. Di sana ada seorang pengajar yang mengantar seorang anak laki-laki bersurai hitam. Karena penasaran akhirnya Renjun pun menghampiri seniornya tersebut.

"Ada apa sunbae-nim?" Tanya Renjun.

"Kamu kedatangan murid baru, Renjun-ah. Namanya Hyun dan dia berusia 4 tahun."

Renjun tersenyum cerah lalu berjongkok. Memandangi anak bernama Hyun itu dengan tatapan berbinar, "ayo masuk?" Tanyanya ramah. Sosok bocah berusia 4 tahun bernama Hyun itu mengangguk samar kemudian berjalan masuk ke dalam kelas.

"Terima kasih, sunbae-nim. Umm... dimana orang tuanya?" Kepala Renjun menoleh ke sekitar, mencari keberadaan orang tua Hyun yang ternyata tidak ada di sini. Karena biasanya orang tua murid akan datang mengantar anak mereka terutama di hari pertama masuk sekolah.

"Dia datang sendirian dan berkata jika dia ingin sekolah di sini. Aku tidak mengerti, Renjun-ah. Orang tuanya memberikan kertas ini padaku." Wanita itu menunjukkan secarik kertas kusam dengan beberapa kalimat di dalamnya. Renjun terdiam membaca kalimat tersebut, tidak menyangka bahwa anak sekecil Hyun harus datang seorang diri di hari pertamanya.

Aku sedang sakit keras, anakku ingin sekali bersekolah. Untuk daftar tagihannya tolong kirimkan ke nomor ini +8239038.

- ibu Hyun

"Baiklah, aku akan kembali mengajar. Aku titip Hyun ya?"

Renjun mengangguk cepat, "jangan khawatir, Sunbae-nim."

Ini cukup aneh. Orang tua mana yang membiarkan anak berusia 4 tahun datang ke sekolah sendirian dengan penampilan lusuh dan secarik kertas kusam? Bahkan orang tua Hyun belum mendaftarkan anak mereka atau membayar tagihannya.

Selama pelajaran berlangsung Renjun tidak pernah melepas pandangannya dari anak itu. Memandanginya dengan tatapan sendu karena Hyun terlihat diam di kursinya sambil memandangi teman-temannya bermain. Anak itu hanya melukis senyum kecil, berniat untuk bergabung tetapi ada sesuatu yang seolah menahannya.

Sepertinya Renjun harus berkonsultasi dengan kepala sekolah mengenai anak ini.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






Note :

Ini cerita baru, silahkan cek profileku untuk baca. Inget ya, jalan ceritanya beda jauh dan ga ada hubungannya sama sekali.
Pairnya Noren.

Kepala pundak
noren lagi noren lagi
😎🤘

- navypearl -

Home | JungFamily✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora