Chapter 30 : Bullying

33K 3.9K 111
                                    

2 bulan kemudian

Hari ini adalah hari pertama Sungchan kembali ke kampus setelah menyelesaikan masa pemulihannya. Ia bisa berjalan seperti biasa meski harus periksa ke rumah sakit sebanyak dua kali dalam sebulan. Sungchan sedang memakai sepatunya di dekat pintu utama, tidak lama setelah itu Taeyong datang membawa botol minum.

Taeyong memutuskan untuk mengantar Sungchan ke kampus karena kondisi Sungchan saat ini tidak memungkinkan untuk mengendarai mobil. Selain itu, Taeyong juga ingin pergi ke supermarket untuk membeli keperluan rumah yang sudah habis.

Berkendara dengan santai adalah kegiatan Taeyong saat ini. Alunan musik barat mewarnai keheningan mobil berwarna putih tersebut. Sesekali Taeyong melirik ke arah spion depan untuk melihat sang anak yang sedang melamun dengan gurat wajah khawatir.

Mobilnya berhenti di pinggir jalan yang menghadap gedung kampus secara langsung. Sungchan segera keluar dari mobil disusul Taeyong.

"Jangan banyak beraktivitas karena kamu baru saja pulih." Ujarnya sambil membenarkan posisi jaket denim Sungchan.

Sungchan memandangi gedung kampusnya dengan perasaan khawatir. Ini adalah hari pertamanya kembali ke sini, dan mungkin... sesuatu akan terjadi padanya nanti. Kemudian Sungchan mengangguk patuh sebelum melangkah menyebrang jalan. Taeyong masih berada di posisinya, memastikan Sungchan masuk dengan selamat.

Begitu Sungchan berjalan di lorong menuju ruang auditorium, ia menerima tatapan tatapan aneh dari para mahasiswa maupun mahasiswi sebayanya. Mereka memandangi Sungchan lalu saling bertukar pandangan seolah memberi kode. Mereka berbisik-bisik ria, membicarakan Sungchan mengenai rumor yang beredar.

Rumor mengenai ibu kandung dari Jung Sungchan dan Jung Minhyung.

Ruang auditorium kini nyaris penuh karena para pelajar sudah mengisi bangku yang tersedia bersiap untuk menerima ilmu dari dosen matematika. Sungchan memutuskan untuk duduk di kursi paling belakang, menghindari tatapan intens dari orang lain.

Sungchan, tenang. Kau harus tenang. Batinnya dalam hati.

"Hei hei hei, Jung Sungchan." Tiba-tiba Shim Mingyu datang bersama kawanannya. Memasuki ruang auditorium seperti segerombolan mahasiswa tukang buli, "kau sudah sembuh? Kupikir kau sudah mati."

Sungchan tidak mempedulikan ucapan rivalnya. Ia hanya diam sambil mengetuk-ketukkan pulpen di atas meja. Tidak, ia tidak akan melakukan apapun demi ibunya. Ia sudah janji untuk tidak melakukan hal yang bisa menyakiti dirinya sendiri.

"Ibumu.... cukup cantik dan seksi. Tapi sayangnya dia laki-laki..." Nada suaranya terdengar mengejek, disusul suara tawa yang membuat Sungchan panas.

"Hei kalian tahu bukan jika ibu dari bajingan ini adalah seorang laki-laki? Lihatlah wajahnya. Dia lahir dari rahim seorang pengidap penyakit langka. Punya rahim, hamil, dan terlebih..." Mingyu menyeringai puas, "gay."

Sungchan membulatkan matanya marah. Ia pun langsung berlari ke arah Mingyu kemudian memukul wajahnya hingga mereka jatuh tersungkuh di lantai yang dingin. Seisi auditorium beranjak, mereka mengerubungi dua mahasiswa yang sedang berkelahi itu ada pula yang merekamnya menggunakan ponsel.

"Jangan pernah menyebut ibuku! Brengsek!"

"Kau akan selalu hina dan akan tetap hina!"

Mingyu meninju wajah Sungchan membuat Sungchan menjauh. Pemuda itu terbatuk lalu menahan laju darah dari hidungnya karena hantaman dari Mingyu. Mingyu pun terkekeh mengejek, beranjak lantas menendak tubuh Sungchan dengan kasar.

"Kau tidak akan pernah be-"

Bugh!

Semua orang terdiam begitu saja. Mereka meneguk ludah kasar melihat seorang pemuda datang dan langsung memberikan tinjuan di wajah Mingyu. Pemuda bersurai hitam pendek itu memandangi adiknya sesaat sebelum membantunya untuk berdiri.

Home | JungFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang