Chapter 27 : Eomma

36.3K 4.1K 298
                                    

Suara derap langkah di lorong rumah sakit terdengar sangat buru-buru hingga nyaris membuat gaduh. Jaehyun dan anak sulungnya baru saja mendapat kabar bahwa Sungchan mengalami kecelakaan maut di jembatan yang berlokasi di Sungai Han. Saat ini kondisi Sungchan masih kritis, ia sedang ditangani oleh beberapa dokter dan juga perawat di dalam unit gawar darurat.

Minhyung mengintip dari kaca yang terpasang di salah satu daun pintu ganda tersebut. Meneguk ludahnya kasar melihat tangan sang adik yang dipenuhi bercak darah terkulai lemas di sisi ranjang. Minhyung tidak bisa melihat wajah Sungchan karena terhalangi oleh tubuh dokter.

"Jaehyun."

Tidak lama kemudian seseorang memanggil nama Jaehyun. Jaehyun langsung menoleh, merentangkan tangannya untuk memberikan pelukan kepada sang istri yang baru datang bersama si tengah Jung. Jeno menatap Minhyung dengan khawatir tanpa berkata apapun. Minhyung hanya bisa menggeleng kecil pertanda ia tidak mengerti harus melakukan apa.

"Sungchan... bagaimana keadaannya?" Tanya Taeyong.

"Belum ada kabar apapun dari dokter."

Mereka menunggu di kursi panjang yang tersedia. Merapalkan harapan di dalam hati agar keadaan si bungsu bisa diatasi. Sedari tadi Minhyung selalu mengusap wajahnya gusar sedangkan Jeno berdiri sambil menyender pada tembok. Menghela nafas panjang sesekali menoleh ke arah pintu UGD. Bagaimanapun juga Sungchan adalah adiknya, mereka sempat tumbuh dan berkembang bersama.

"Keluarga dari Jung Sungchan?"

Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. Menanyakan pihak keluarga dari Sungchan membuat Taeyong langsung berdiri dan menghampirinya.

"Aku ibunya, Dokter."

Dokter mengangguk, "kondisinya masih kritis karena hantaman kuat di bagian kanan kepala serta dada. Tulang bahu kanannya retak, dan kami sempat kehilangan nyawanya."

"Namun dia berhasil kembali meski kondisinya kritis. Segera mungkin kami mengatasi keadaannya dan memindahkannya ke ruang rawat."

Setelah itu dokter kembali masuk ke dalam ruangan. Taeyong merasa tubuhnya terhuyung hendak terjatuh karena kakinya lemas. Untung saja Jaehyun langsung meraih tubuhnya kemudian membawanya untuk duduk.

Jika sesuatu terjadi pada Sungchan, maka Taeyong akan terus mengutuk dirinya sendiri.

.
.
.
.
.
.

Hari ini tepat seminggu semenjak Sungchan kecelakaan. Si bungsu Jung belum juga kembali dari masa kritisnya, berbaring lemah di atas ranjang rawat bersama alat-alat medis yang bisa menopang hidupnya. Setiap hari Taeyong selalu berada di rumah sakit, menemani si bungsu atau mengajaknya berbicara meski tidak ada jawaban.

Taeyong selalu membersihkan tubuh Sungchan dengan sangat hati-hati. Mengusap surainya juga tulang pipi yang menonjol. Banyak lebam kemerahan yang belum hilang serta beberapa jahitan yang belum kering. Taeyong tidak bisa membayangkan seberapa banyak rasa sakit yang Sungchan terima saat ini.

Pria berwajah cantik itu membuka tirai jendela kamar rawat si bungsu. Membiarkan sedikit cahaya masuk dan menampilkan butiran salju yang mulai turun. Hari ini salju pertama sudah turun menjelang akhir tahun.

"Selamat pagi, Sungchan-ah." Taeyong tersenyum tipis lalu mendudukkan diri di samping ranjang Sungchan. Memandangi paras si bungsu yang mirip dengannya, "nanti kita rayakan natal bersama ya?" Lirihnya. Ia mulai mengusap punggung tangan Sungchan yang tertancam jarum infus, menggenggamnya perlahan dan memberikan kecupan singkat.

Home | JungFamily✔️Where stories live. Discover now