"Oh Arnita. Siapa lo van? Posesif banget kelihatannya" ucap darren seraya menyeringai.
Gevan, Egi,dan Hendry mereka adalah tiga lelaki itu. Gevan berdiri di sebelah Arnita,Egi di belakang Syifa dan Hendry dengan tegap berada di belakang Gabriel.
Gevan melihat seringai tipis milik Darren hanya mengepalkan tangannya menahan emosi. Ia sangat kesal saat guru wali kelas IPS 4 mendatangkan murid baru. Saat itu mereka sedang bermalas-malasan untuk mengikuti pelajaran dan bersiap akan membolos. Tidak dengan Rigel. Ia sudah pergi entah kemana bersama Hendry meninggalkan Gevan dengan Egi si anti bolos.
"Bentar! Gue ga paham anjir!"
Mereka semua menatap Rigel yang baru saja menyuarakan pekikan itu. Hendry yang jaraknya sedikit dekat dengan Rigel lalu merangkul bahu Rigel.
"Diam aja! Lo ga sendiri" ucap Hendry
Rigel mendengus lalu mengambil tempat duduk di sebelah Bella. Setelah Rigel anteng menganggu Bella, Gevan maju selangkah mendekati Darren.
"Siapapun dia bukan urusan lo! Dan gue harap lo ga usah ganggu mereka! Sekarang pergi lo!" Bisik Gevan seraya mendorong tubuh Darren menjauh Darren hanya diam menampilkan smirk lalu menatap Bella yang tak lagi menatapnya. Melainkan ia duduk dengan ponsel di tangannya dan Rigel yang setia menganggu di sebelahnya. Melihat itu ia seakan mengerti maksud perkataan Gevan. Lalu ia kembali menatap Gevan dan beranjak menjauh melangkah keluar kantin.
"Lah ini kenapa sih?" Ucap Gabriel.
"Tau gue gak ngerti!" Ucap Syifa beranjak duduk di bangku kantin yg kosong depan Bella dan Rigel.
"Udah ga usah peduliin dia. Mending kalian makan. Bentar lagi bel masuk bunyi." Ucap Egi seraya merangkul Hendry.
"Gel! Markas!" Seru Gevan.
Rigel menghela nafas lalu beranjak berdiri mengikuti 3 temannya yang sudah berjalan duluan menuju keluar kantin hendak ke markas pribadi mereka.
"Setan. Ganggu orang pacaran aja"
***
Bel pulang sekolah sudah berdering. Jam menunjukkan pukul 03.15 sore. Seluruh siswa mulai berbenah untuk pulang. Begitu pula dengan Bella dan tiga temannya.
"Ah! Sumpah akhirnya pulang juga! Bu wina kalem banget kan gue jadi ngantuk." Celoteh Gabriel yang sudah selesai dengan berbenahnya. Ia meletakkan kepala nya di atas meja dengan tas sebagai alasnya. Syifa yang duduk sebangku dengannya hanya terkekeh melihat tingkah temannya yang satu itu.
"Heh! Samsudin! Lo mah mau tidur kek mau salto kek depan kelas atau lo lesehan di bawah juga lo tetep juara umum di bawah Syifa sama Egi walau ga belajar!" Seru Arnita memutar tubuhnya menghadap belakang. Bella di sebelahnya sudah duduk menyamping seraya mengotak atik ponselnya.
Gabriel mengangkat kepalanya lalu tersenyum lebar menatap Arnita.
"Lo juga ga jauh di bawah gue markonah!"
"Gue juga tau bambang!"
"Heh itu bapak gue peak!" Seru Dadang dari pojok kelas lalu berjalan keluar kelas.
Mereka bertiga menoleh dengan kompak sedetik kemudian mereka tertawa bersama. Entah mengapa humor mereka bisa sama hanya karena kalimat yang Dadang keluarkan tadi.
YOU ARE READING
(2) |•My Introvert Girlfriend•| [OnGoing]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] Seorang lelaki petakilan, brandal, dan salah satu anggota geng motor bisa meluluhkan hati seorang wanita introvert yang sangat dingin, jarang berbicara, dan tak pernah dekat dengan laki-laki hingga banyak yg mengatakan bahwa d...
Hate Being There✨
Start from the beginning
![(2) |•My Introvert Girlfriend•| [OnGoing]](https://img.wattpad.com/cover/285022499-64-k909188.jpg)