Punishment✨

192 74 43
                                    

Disarankan untuk menekan bintang pada pojok kiri bawah⭐

Happy reading 👑

🗿🗿

Mentari telah menampakkan diri menyinari bumi beserta isinya. Tepat Pukul 05.30 pagi seorang gadis cantik terlihat baru saja terbangun dari tidurnya. Setelah nyawanya terkumpul segera ia melangkah menuju kamar mandi. Setelah menghabiskan waktu 10menit akhirnya ia telah selesai dengan seragam dan riasan tipis di wajahnya.

"Bel! Turun bunda masak buat kamu!" Ucap Arini bunda dari Bella seraya mengetuk pelan pintu kamar Bella.

"Iya bun"

Bella beranjak memasukkan buku pelajaran ke dalam tas dan tak lupa mengambil ponsel yang sudah terisi penuh oleh daya. Melangkah keluar kamar menuju ruang makan yang sudah ada Ayah Jibran Agratama dan Bunda Arini Sartini.

"Pagi Ella. Sini sarapan dulu." Ucap Jibran lalu kembali duduk di kursi paling ujung tempat biasanya ia duduki saat sarapan ataupun makan malam.

"Pagi juga ayah." Bella duduk tepat di sebelah kiri Jibran di hadapan Arini. Hari ini setelah sekian lama Bella bisa makan bersama keluarga di meja makan walau kurang satu orang yang sangat ia rindukan hadirnya di meja makan ini.

"Ella hari ini mau di anter ke sekolah ga sama bunda?" Tanya Arini yang sedang menyiapkan sarapan untuk Bella dan juga Jibran.

Bella menoleh. Menaikkan satu alisnya menatap bundanya. "Bunda gak kerja?".

"Hari ini bunda khususkan waktu bunda buat kamu sayang." Ucap Arini seraya menyodorkan sepiring nasi beserta lauk yang sudah ia masak pagi-pagi buta untuk Bella dan Jibran suaminya.

Bella mendengus lalu menyantap sarapannya. "Bunda mau kemana besok?" Tanyanya.

Arini menghela napas pelan. Ia tahu jika Bella anaknya yang satu ini pasti sudah hafal dengan perilakunya selama ini.

"Bunda ada kerjaan di Surabaya sayang. Bunda juga di Surabaya selama seminggu jadi kamu gapapa kan sayang?"

"Emang aku kenapa kalau bunda ke Surabaya? Aku udah biasa sendiri juga." Ucap Bella tanpa menatap Arini. "Bunda mau nganterin kan? Ya udah berangkat sekarang aku udah ga selera makan. Kalau ga aku berangkat sendiri juga bisa. Udah biasa."

Setelah mengatakan itu ia beranjak berdiri lalu mengambil tasnya yang ia letakkan di kursi sebelahnya lalu berpamitan kepada ayahnya yang hanya terdiam menatap piring di depannya seraya mendengarkan perkataan dingin anaknya. Setalah berpamitan dengan ayahnya ia segera menunju pintu utama rumahnya.

Arini sendiri sedang merunduk lalu menatap punggung anaknya yang berjalan menjauh. Ia merasa bersalah. Melihat anaknya tumbuh besar tanpa didampingi orang tua membuatnya menjadi anak yang tertutup. Namun Arini dan Jibran juga bekerja keras demi kebaikan Bella juga apalagi setelah kepergian anak laki-lakinya yang masih menjadi misteri.

****

"Rigel!"

Seorang bersuara cempreng berteriak saat keempat most wanted tampan memasuki lorong sekolah. Sang pemilik nama a.k.a Rigel menoleh. Matanya menangkap seorang gadis berpakaian seragam yang terlihat kekecilan, memakai lipstik yang terlihat merah merona. Ia menghela napas panjang lalu kembali membalikkan badannya.

(2) |•My Introvert Girlfriend•| [OnGoing]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu