26 ◕ "Go, find your happiness" (🇮🇩 vers)

Start from the beginning
                                    


“Aku merasa tidak pantas menjadi seorang ayah. Aku tidak pecus mengurus diriku sendiri, apalagi mengurus anak”

Luna mengangguk mengerti. Ia menempelkan kedua tangannya pada cangkir minuman herbal yang Kris seduhkan untuknya sesaat ia sampai dirumah.

“Aku—hiks, aku ingin memiliki anak”

Kris menatap Luna yang perlahan terisak dan menangis dengan sesenggukkan. Ia memijat pelipisnya.

“Luna. Kau sibuk, dan aku juga sibuk. Memiliki anak bukan hal yang mudah dan bisa diputuskan dengan cepat”

Kris benar. Dan Luna semakin terisak dan tubuhnya bahkan terguncang karna mencoba menghentikan tangisnya paksa.

“Jika kita memiliki anak, tapi tidak mengurusnya dengan benar, sama saja tidak bertanggung jawab. Kau mengerti itu? kita tidak dalam hubungan saling menyayangi. Aku menghormatimu dan menghargaimu sebagai wanita, namun tidak dalam hubungan—

“Aku tahu aku tahu! Hiks, tapi aku tetap menginginkannya, Kris..”

“Dengar Luna. Anak itu kelak akan menyesali kita sebagai orang tuanya. Dia harusnya menjadi buah hati, buah cinta kedua belah pihak. Bukan lahir dengan tujuan sebagai pewaris dan penerus”

“Kris, aku bersumpah aku tidak akan menekan anak kita untuk meneruskan perusahaan. Aku tidak akan bersikap seperti ayah ibuku dan orang tuamu”

Kris menatap Luna. “Kau yang akan kesulitan mengandungnya. Tersiksa karnanya, dan bukan hanya sehari, tapi sembilan bulan. Kau dapat mengatasinya?”

Luna mengangguk. “Ya. Aku akan mengatasinya” ucapnya. Menatap Kris dengan memohon namun tatapan Kris tetap sama kosong.

“Aku tidak menjamin aku akan selalu berada disisimu. Aku tegaskan sekali lagi, aku tidak ingin memiliki anak”

Luna menahan nafasnya. Lalu mengangguk. Air matanya tak kunjung berhenti meskipun sudah tak ada suara isakkan dari celah bibirnya.

“Aku tidak akan menunutmu untuk berada disisiku”

Kris mengangguk dan menghela nafasnya panjang. Ia menghubungi Tao dan menyuruh Tao untuk mengurus perusahaan selama kurang lebih sebulan.

Ia kemudian beranjak dan menggenggam tangan Luna dan membawanya ke kamar utama.

Malam itu Luna merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Kris memperlakukannya dengan lembut. Meskipun tak ada getaran cinta dalam hubungan intim mereka malam itu,

Luna tetap bahagia, dan ia tetap masih mencintai Kris.








 













Derap langkah kaki berbunyi kencang. Pintu ruang rawat Luna digeser dengan sedikit kasar hingga Luna, kedua orang tua Luna dan satu wanita tua dengan marga Wu didalamnya berjengit kaget.

Kris melonggarkan dasinya. Ia menatap Luna yang memandangnya dengan mata berair. Peluh dan lelah tampak pada wajahnya.

Kris menghempiri Luna. Wanita yang sudah mengandung dan melahirkan putranya dengan selamat. Ia menyentuhkan keningnya dengan kening Luna.

Jantung Luna berdetak dengan cepat. Ia menatap Kris dengan sayu ketika kini Kris mengusap kepalanya.

“Kau sudah melakukannya dengan baik… terima kasih”

Luna kira Kris akan perlahan berubah dengan kehadiran anak mereka. Terutama, Luna melahirkan seorang anak laki-laki.

Kris menarik lepas dasinya dan jas kerjanya. Menggulung kemeja putihnya, ia menghampiri mamanya yang sedang menggendong seorang bayi merah dengan kulit putih pucat. Mata bayi itu terbuka namun Kris tahu bayi itu belum dapat melihatnya.

Krisyeol; The Immutable TruthWhere stories live. Discover now