9. Gagal Bolos

21 11 51
                                    

Author POV

"Anjir! Mati bangsat!" pekik Jero saat permainan harus berakhir karena kekalahannya di medan tempur game online di jam pelajaran.

Bagaimana bisa mereka main game? Apa lagi kalau ngak karena mereka bolos _-

Rio tertawa puas, "Mampus! Makanya jangan sok-sok an. Berani lawan aku berani matilah! Hahah!"

Di tengah asik teman-temannya bermain game, Leo masih berkutat dalam pikiran.

Bagaimana cara bisa lepas dari kutukan sialan wanita itu huh? Batin Leo.

Dreb

Rio merangkul Leo, "Oy! Kenapa? Suntuk amat tu muka," ledek Rio sambil terkekeh.

Leo menepis tangan Rio, "Apaan sih! Lagi badmood juga!"

Rio kembali terkekeh, "Nih ya, sebagai kawan yang baek aku bakalan kasih saran." Rio meng-close permainannya hendak membuka aplikasi lain yang membuat sang lawan main merutuk kesal, "Eh bangsat! Ngape di matiin sih! Ah elah!" Jero menatap Rio tak terima.

"Sabar bodat, kau ngak lihat muka Leo udah kaya keripik amem."
Rio kembali mengotak-atik hpnya kemudian melihat Leo dan menyodorkan hpnya, "Nah, ini nomor kontak cewe yang montok. Tinggal pilih, barang akan sampai detik ini juga," tawar Rio untuk menghibur temannya itu, sangat baik dan rendah hati memang. Sampe-sampe author tersentuh dan ingin menggaplak palanya.

Set

Ponsel Rio langsung di sambar Jero dengan wajah emosi, "Eh setan! Kau ngak ada ahlak ya! Dosa tau mainin cewe. Ck ck ck...." Rio menggeleng tak percaya dengan kelakuan temannya denga wajahnya yang sok polos.
Kemudian melihat ke arah hp Rio kembali, "Aku mau juga lah anjim," sambung Jero dengan senyuman tanpa dosa, di sambut toyoran di jidadnya oleh kedua temannya yang kesal.

"Bangke bangke!" Kekehan kedua temannya.

"Ya iyalah anjim. Ada cewe ngapain harus solo. Wkwk," tawa Leo di barengi oleh teman-temannya yang minim moral. Moodnya kembali naik.

Kalau kalian bertanya kapan mereka bertobat? Tentu saja tidak akan. Mereka kan otak udang _-

"Yang ini nih kayanya padet ya? Jago ngak nih bos?" tanya Jero sambil memandangi profil salah satu wanita yang sedikit menggugah imannya.

Rio melihat ke arah ponselnya, "Oh itu, lumayan, kemarin dah coba. Tapi lemah, main bentar mah K.O dia."

Leo merenggut hp dari tangan Jero, "Sini lah. Aku juga mau milih." 

Baru saja memilih wanita, hp yang di genggam Leo tertarik oleh seseorang yang berada di atasnya karena memang mereka juga dalam posisi duduk di kursi. Sontak membuat mereka bertiga mendongak, "Masuk kelas sekarang. Jangan membantah." Ucap wanita itu dengan tatapan mengintimidasi yang terfokus pada Leo.

Siapa lagi kalau bukan Vio. Dia mulai menjalankan tugasnya.

Kedua sahabat Leo melihat ke arah Vio dengan senyuman devil. Lumayan juga nih cewe, pikir mereka.

Leo memutar matanya muak. Kenapa dia datang di saat yang tak tepat? Bahkan moodnya kembali drop!

"Cewe mu Yo?" Tanya Jero pada Leo dengan senyuman jahilnya.

Overthinking Of Babi NgepetWhere stories live. Discover now