5. Mucikari Babi!

116 84 161
                                    

"Eh. Babi. Siapa namamu tadi," tanya gadis brutal ini.

"Leo ganteng. Ape?!... Ngak ngerti kan?! Mampus kau!" kataku dengan bahasa babi. Ish!..

Ctak

Aku memegangi jidadku yang di sentil keras olehnya, "Aku tanya nama. Kenapa malah jawab ngik ngik," Dia menghina merendahkanku.

Sial! Dia mengerjaiku!

Dia mengangkat tubuhku. Kali ini dia mengangkatku dengan mencubit tengkuk belakangku seperti mengangkat kucing.

"EH BANGSATTT!!! BEDEBAH!!!" Amarahku saat dia membawaku sehina ini.

"Jangan ribut. Dasat babi!"

"SEKALI LAGI KAU BILANG AKU BABI.. Kau.." Aku tersadar akan satu hal. Aku memanglah babi sekarang.

Ck. Kenapa Tuhan begitu kejam padaku. Kenapa jadi seperti ini?!...

Buk

Dia sedikit mencampakkanku ke atas ranjang, "Ngik.."

Dia terlungkup di hadapanku dan menegakkan kepalanya menatapku, "Eh. Babi. Kau harus tanggung jawab atas semua hal yang kau hancurkan dari padaku."

Aku menatapnya tajam, "Eh. Bangsattt. Kau pikir lah! Mana mungkin aku bisa tanggung jawab kalau wujudku babi seperti ini!!!"

Dia memutar matanya malas.

Ctak

Aku kembali meringis saat dia menyentil kepalaku kencang. "Aaduuuhhhh..."

"Makanya jangan ribut babi," ucapnya santai tanpa dosa.

Aku membalikkan badan memunggunginya.

Kedebuk

Dia membalikkan badanku kasar sampai aku terlentang, "Aduhhhh anjing!"

Dia menegakkan badanku kembali mengarahkan diriku menghadapnya.

Dia melihat tanganku tajam. "Kenapa ni," tanyanya.

"Ntah lah yau," kataku malas.

"Eh. Udah aku bilang, aku ngak ngerti bahasa babimu," hinanya.

Dia menarik tanganku dan melihatnya dalam. Kemudian dia mengedikkan bahunya, "Terserah, aku tak peduli."

Aku kembali menarik tanganku dan dia menatapku tajam.

"Hm. Kau tau. Babi sekarang lagi naik harga. Lumayan bukan?"

Deg! M-maksudnya?

Dia memegang rahangku. Menatapku dengan intens, "Kau kelihatnya mahal. Kulitmu pink bersih tau. Dijual lumayan juga. Bisa cukup uangnya untuk biaya makanku sebulan."

Deg!

D-dia... Kejam sekali...

Dia menatapku datar, "Aku mau tidur. Selamat malam babi," Dia menutup matanya dan mulai tertidur tanpa memberikan kepastian dari kalimatnya tadi.

D-dia mau jual aku besok?... Wait... T-tukang jagal daging? Di potong?...

Oke... Sekarang aku bisa bilang waktunya... PANIKKKKK...

Aku melompat dari ranjang wanita Psikopat ini dan mencari celah untuk aku kabur.

Jendela!!!...

Aku melihat ke arah jendela. Sial! Jendela tertutup dan jaraknya sangat jauh lebih tinggi dari tubuhku.

Damn! Bangsat!

Aku langsung berlari tak terarah. Mencari ke mana dan di mana celah aku bisa lari!

Overthinking Of Babi NgepetWhere stories live. Discover now