7. Pulang

113 74 158
                                    

Aku terbangun dari tidurku, "Hua.." Aku menguap dan duduk.

Celinga-celingu melihat kanan kiri layaknya orang normal bangun tidur.
Biasalah...

Mataku terarah ke pada Vio. Dia masih tertidur di meja.

Kulihat ke arah jam. Pukul 7 pagi. Seharusnya sekolah bukan?

Aku melangkahkan kakiku ke tempatnya. Duduk di sebelahnya, wajahnya tampak merah beda dari kemarin dan berkeringat dan alisnya bertautan.

Dia membuka matanya spontan dengan nafas memburu ketakutan.

"K-kenapa?" tanyaku sedikit panik.

Dia memalingkan wajahnya dari hadapanku dan menghadap depan sambil mengusap wajahnya.

Dia bangkit berdiri dan berjalan ke arah lemarinya mengambil pakaian. Dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa menjawab pertanyaanku.

"Dia kenapa?"

***

Selang beberapa saat dia mandi. Dia kembali berjalan menuju lemarinya.

Bugh

Dia melemparkan baju dan celana ke arahku.

"Cepat mandi," suruhnya.

Aku masih menatapnya bingung. No orang PMS apa gimana sih? Makin galak aja perasaan.

Dia balik manatapku tajam, "Tuli ya! Aku bilang mandi ya mandi!" bentaknya.

"Biasa aja kali. Galak amat. Kaya lagi PMS aja," aku menatapnya kesal.

Aku merangkul baju dan celana yang di lemparkannya tadi dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

"Ahhh..." Kataku sambil berjalan keluar kamar mandi mengeringkan rambutku. Tubuhku sudah segar.

Dia menatapku datar, "Hari ini masukkan aku kembali ke sekolah."

Is iya loh. Ngebet amat, judes banget jadi cewe.

Dia kembali menatapku tajam, "Cepat!"

"Iya loh. Yaudah, hari ini aku harus pulang. Dan aku akan bilang ke papa biar masukkan kau ke sekolah lagi. Puas."

"Belum. Aku tak percaya padamu. Aku harus pergi bersamamu untuk memastikannya," katanya seraya bangkit berdiri menatapku dengan tatapan menusuk.

"Gak percayaan banget sih. Toh juga aku ngak akan kabur karena terikat kutukanmu yang gak bermoral ini," desisku kesal.

"Ikuti apa yang ku bilang. Kau mau kuubah lagi hm?" Dia mulai mengancamku lagi.

"Ck. Iya kau ikut!" Kesalku yang membuat dia tersenyum miring kemenangan.

"Dasar paranormal activity," desisku pelan.

"Aku dengar."

"Bodo amat!"

***

Untuk pertama kalinya aku berjalan menuju rumahku hanya dengan jalan kaki. Melelahkan sekali. Sial, ini semua karena wanita menjengkelkan ini.

Aku melihat ke arahnya. Wajahnya pucat.

"Kau kenapa?" tanyaku.

Dia menoleh dan kembali menghadap depan, "Bukan apa-apa," cetusnya.

Ni cewek dah bagus di perhatiin, malah tambah judes. Ish..

Buka apa-apa gimana ya kan? Wajahnya pucat masih menyangkal.

Overthinking Of Babi NgepetOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz