04. Awal Baru?

30.5K 2.8K 219
                                    

"Nona?" Panggil Aya saat membuka pintu kamar Kale. Keadaan kamar yang terang karena lampu yang masih menyala membuat Aya dapat melihat Kale yang masih terbaring di atas kasur, dengan selimut yang menutupi tubuh gadis itu hingga dagu.

Setelah mematikan lampu dan AC, Aya berjalan menuju arah jendela, menyibak gorden hingga membuat sinar matahari berlomba-lomba untuk masuk, membuat yang tengah tertidur menggeliat tak nyaman.

"Nona, bangun." Suruhnya, namun Kale malah menaikkan selimutnya hingga menutupi wajahnya.

Melihat hal tersebut, membuat Aya berdecak. Dengan gerakan cepat, Ia menarik paksa selimut itu membuat Kale mengerang kesal. "Aku masih ngantuk mba Aya.."

"Bangun, Nona. Jangan sampai Anda terlambat di hari pertama Anda."

"Hum?"

"ORION."

Satu kata, namun mampu membuat tubuh Kale terduduk seketika. Aish, Ia lupa jika ini adalah hari pertamanya masuk ORION.

"Aku mandi dulu."

Setelah memastikan Kale memasuki kamar mandi, Aya segera membereskan tempat tidur Kalee dan menyiapkan pakaian yang akan di kenakan Kale.

*****

Setelah mobil yang Ia tumpangi meninggalkan pelataran rumah, Kale segera menyenderkan kepalanya pada kursi mobil. Matanya terpejam, menikmati semilir angin dari jendela yang sengaja Ia buka.

"Nanti bangunin aku kalau udah sampai ya mba,"

"Baik, Nona."

Sedetik kemudian dengkuran halus terdengar, membuat Aya yang tengah menyetir mendengus geli.

Kalee tidak berbohong saat dirinya bilang mengantuk. Semalam Ia terbangun di jam satu pagi karena mimpi buruk. Dan saat mencoba untuk memejamkan matanya kembali, mimpi buruk itu kembali membayangi. Membuatnya terjaga hingga pukul lima pagi.

"Sampai kapan kamu kayagini?"

Wanita berpakaian dress warna hitam itu mendengus saat pertanyaannya tak kunjung di jawab.

"Berhenti bersikap menyebalkan mas, dia udah mati! Kamu harusnya—

"Keluar."

—bersikap kayak biasanya, acuh. Lagipula itu yang biasa kamu—"

"AKU BILANG KELUAR NADIA!"

PRANG!

"Hosh!" Kale terbangun dengan napas tersenggal. Gadis itu meraba wajah dan lehernya yang basah akan keringat.

Tangannya berangsur mengepal dengan tubuh yang mulai bergetar hebat.

"Nona.."

Aya meraih tangan Kale yang tengah menjambak rambutnya sendiri.

Posisi Aya yang berdiri di depan pintu penumpang membuat gadis itu dapat melihat wajah panik perempuan berusia 28 tahun itu.

"Nona.." Aya semakin panik saat melihat air mata yang meluruh di kedua pipi Kale. "Kita pulang, saya akan telfon pihak Sekolah—"

"E-enggak p-perlu, a-aku—"

"Anda tidak baik-baik saja Nona. Kita pul—"

"E-enggak, aku e-enggak papa."

Dengan tangan gemetar, Kale menghapus air matanya yang sialnya tidak mau berhenti. "K-kita jalan lagi. A-aku nggak papa."

Menghela napas, Aya merapikan rambut Kale yang berantakan. "Baik, Nona."

Kaleesya Transmigration (REVISI ALUR) Where stories live. Discover now