H-7 Festival: Bertemu Kembali

8 1 0
                                    

"7 hari sebelum festival dimulai. Aku tidak akan pernah bisa mengabaikanmu."


🚒.'_'.🚔


"Welcome, Eternal Evans! Semoga lo bisa nemuin kebahagiaan di kelas kita, ya!"

"Apa, sih, lebay banget." Anak laki-laki mencibir, sementara para gadis melotot tak terima. "Perasaan gue pertama kali jadi anak baru, ga ada tuh kalimat penyambutan kek gitu!"

"Dih, iri bilang, bro!"

"Sabar, ngab, kalau lo gak good looking, lo sebaiknya mundur." Kawan di sebelahnya tertawa menyambut wajah cemberut anak lelaki iri tadi.

Melihat interaksi teman-teman barunya, membuat Evans bingung akan melakukan apa. Ia hanya tertawa dan cengengesan ketika mendengar lelucon yang diberikan. Kadang, ada gadis yang berusaha menarik perhatian dengan banyak tingkah, tapi Evans tetaplah Evans, hanya merespon dengan sederhana, seperti senyuman atau tawa kecil.

Rain cemberut di mejanya, ia bertopang dagu. Tadi, ketika akan mengajak bicara dengan si anak baru, para buayawati itu mendorongnya seperti kapas. Sudahlah, tak ada harapan. Gagal merebut perhatian Azarea, kini ketika mau menambah daftar teman, ia gagal juga!

Roni terkekeh, melihat kawannya cemberut adalah kesenangan tersendiri bagi dirinya. "Gausah cemberut juga, kali." Rain melirik sinis. "Apa? Mau nerkam gue? Aduh, jangan, mas, atuut!"

"Sinting." Roni menurunkan alis, apa Rain sedang berkaca? "Lo tau, gue ini hamba paling taat dalam dunia kebuayaan?"

"Iya tau, kok."

"Dan, lo tau 'kan apa yang mau gue lakuin habis ini?"

"Nangis di kamar mandi?"

"Narik perhatian, bego!" Rain bangkit dan membanting hpnya ke dalam tas. Sepertinya, ia masih ingat berapa harga hpnya itu sehingga tak membantingnya ke atas meja atau lantai. "Liat gimana majikan lo bergerak, Ron."

Roni bersorak memprovokasi, ia tertawa melihat Rain berjalan mendekati meja Evans yang terisolasi karena lingkaran gadis di sekitarnya. Pemuda berbadan tinggi itu berdehem di dekat para gadis, mengagetkan mereka. Sedetik kemudian, ia melompat menaiki meja dan berteriak-teriak seperti orang kesurupan.

"PERHATIAN, KELAS 11-B YANG GUE HORMATI DAN SAYANGI, GUE MAU BICARA!"

"Apa, sih, Rain, lo belum minum obat?"

"Lelucon kuno." Rain tersenyum manis. "JADI, GUE MAU NGEBICARAIN, FESTIVAL BUAT SEMINGGU LAGI!"

"AAHH! Festival, ya?! Tinggal seminggu lagi ternyataa!!!"

Serentak para gadis menghampiri, anak lelaki menaikan alis, penasaran.

Roni tertawa, ia bertepuk tangan. Hebat.

Siapa yang belum tau soal festival? Tidak ada. Nyaris semua murid SMA Bangsa Saudara tau soal festival dan penasaran akan hal itu. Kenapa? Karena Ilona-lah penyelanggara dan ketua panitianya.

Evans yang berada di bangkunya menatap penasaran sosok Rain di atas meja. Ia begitu ingin tahu kenapa festival dan gadis bernama Ilona itu selalu jadi bahan perhatian dan kebanggaan para murid?

Rain berdehem.

"Apa yang kalian tau soal festival seminggu lagi?" Dia bertanya.

"Bakal meriah?"

"Kenapa?"

"Karena, Ilona yang jadi ketua panitianya?"

"BENAR!" Telinga mereka berdenging mendengar teriakan cempreng ketua klub basket itu. "Jadi, karena Ilona itu anggota OSIS dan gue yang ganteng ini jadi salah satu panitia, gue ketemuan sama tuh cewek di rapat kemarin."

Sudut Pandang [On-Going]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα