20

70 17 0
                                    

Sebelum insiden penculikan...

Malam ini, untuk pertama kalinya semasa hidup Arsa, rumahnya ramai. Chelsea dan semua anggota keluarganya datang berkunjung merayakan malam pelepasan tahun 2021 dan penyambutan 2022 bersama.

Berjam-jam lamanya, Arsa berdiam diri di kamar bahkan tidak peduli jika Dinda datang memperingatkan untuk segera turun dan bergabung bersama mereka. Arsa dilanda frustasi, karena sampai detik ini, Kanaya belum juga membuka kotak pemberiannya hari itu. Arsa yakin, karena jika Kanaya sudah membukanya, maka seharusnya malam ini Arsa dan Kanaya akan merayakan tahun baru bersama.

Tiga hari yang lalu, Arsa mendengar kabar bahwa Reygan membatalkan rencana liburan ke Malang karena Kanaya secara tiba-tiba mengatakan bahwa dia tidak enak badan. Arsa tidak bisa melakukan apapun, segala hal yang ia lakukan sepenuhnya dikendalikan oleh ayahnya sejak pembicaraan tentang perjodohan yang tidak masuk akal berminggu-minggu yang lalu.

"Arsa! Turun sayang, Chelsea udah nunggu loh ini!" Bahkan ketika bunda berteriak sekalipun, raganya enggan untuk turun dan bergabung bersama perkumpulan keluarga aneh itu. Kalau hanya bisa, Arsa ingin ke rumah Kanaya dan merayakan tahun baru sederhana bersama keluarga kecil gadis itu. Sayangnya, hubungan mereka jauh begitu asing dari dugaan Arsa.

"Harusnya hari itu gue nyuruh dia buka aja, nggak perlu nunggu dia siap!" Dia mendumel sendirian.

Arsa terperenyak kala Ayahnya mendorong pintu dan bersuara dengan tegas, "Turun sekarang!" Kata ayah, mau tidak mau, Arsa menggerakan tubuhnya dengan sekuat tenaga dan bergabung bersama mereka di bawah. Merayakan tahun baru bersama. Arsa yakin, tahun baru kali ini bahkan jauh lebih buruk dari sunyinya tahun baru yang pernah ia rayakan ditahun-tahun sebelumnya.

•••

"Anak kita kayaknya cocok banget ya, bun."
"Iya, bun. Sama-sama cantik dan tampan." Dialog-dialog para orang tua yang bersahut-sahutan sepenuhnya menguasai kepala Arsa, laki-laki itu bahkan sampai jengah.

Seharusnya, tahun baru menjadi tahun yang menyenangkan tapi, bahkan belum masuk 2022, Arsa sudah merasa buruk. Lantas, bagaimana kedepannya? Sepertinya ada yang lebih buruk dari ini.

"Arsa, kamu inget Yasa, nggak?" Malas meladeni Chelsea, Arsa hanya diam.

"Dia kakaku, meninggal jauh sebelum insiden pembunuhan kakaknya Kanaya." Laki-laki itu langsung tertarik pada pembicaraan ketika nama Kanaya disebut.

"Apa hubungannya?" tanyanya.

"Ada, Laskar, Yasa dan Arumi. Mereka berhubungan," jawab Chelsea.

Arsa bingung. Sejauh pencariannya, Arsa telah mengetahui bahwa Kunthara lah yang membunuh Laskar, tapi, apa motif laki-laki itu Arsa tidak tahu. Dulu, saat tanpa sengaja Arsa masuk ke kamar Kunthara, ia menemukan kotak berisi foto-foto Kanya masih dengan seragam SMP, foto Laskar dan Arumi bahkan handphone Laskar ada disana. Hal paling penting, yang Arsa yakin Kanaya pasti lama mencarinya adalah Buku Catatan Laskar. Saat itu, tanpa pikir panjang, Arsa mengambil kotak itu dan membawanya pergi.

Setelah mengetahui hal itu, Arsa memutuskan berhenti berhubungan denga Kanaya dan mendekat dengan Chelsea. Karena hanya dengan begitu, Arsa bisa menggali informasi lebih dalam lagi.

Putusnya dia dengan Kanaya tidak sia-sia. Chelsea dengan begitu mudah menceritakan segala keburukan yang dilakaukan kakaknya dan ayahnya. Chelsea secara terang-terangan mengaku bahwa semua nilai yang ia dapatkan selama sekolah adalah nilai palsu, semua karena ayahnya. Chelsea juga mengatakan tentang kakaknya yang pernah dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena dianggap gila dan merepotkan.

ALDYAKSA (SELESAI)Where stories live. Discover now