3. Orang-orang asing

1.2K 223 19
                                    

"Tumben hari ini masuknya siang?" tanya Tesa, teman dekat Arena.

"Bangunannya kesiangan." jawab Arena singkat.

"Lo tau? Kemarin malem gue liat cowok cakep banget makan di sini anjir, tapi dia udah punya doi sih mana dia romantis lagi." ujar Tesa heboh sendiri.

"Gak usah bilang soal cowok sama gue karena gue hanya mau denger tentang uang bukan tentang cowok." jawab Arena malas.

"Tapi dia kaya buktinya kemarin pas pembayaran dia pake black card." sela Tesa.

"Terus urusannya sama gue apa?" tanya Arena heran.

"Lo gak tertarik sama cowok cakep sekaligus kaya itu? Lo masih normal kan?" tanya Tesa menyeringit.

"Kalo gue tertarik emang dia mau sama cewek modelan kek gue?" jawab Arena kembali fokus membuat Boba Tea nya.

"Bener juga sih, lo kan kurang cakep hehe." Tesa hanya nyengir kuda.

"Lo juga gak cakep-cakep amat." jawab Arena membalas.

"Bener sih kan wajah kita sebelas dua belas jeleknya." ujar Tesa tersenyum bangga.

"Gue dua belasnya." jawab Arena santai.

"Gue yang dua belas lah! Enak aja lo!" sela Tesa tak terima.

Arena memperhatikan penampilan Tesa dari atas sampai bawah, lalu ia tersenyum simpul.

"Bentukan gini nilai 7 aja masih terlalu gede, kagak ada yang nilainya 12 pake sendal capit bawahnya di kawatin." jelas Arena.

Tesa mendadak malu sendiri. "Ini bukan sendal gue ya tapi sendal si Rendi, gue kerja pake sepatu bukan pake sendal capit kek gini." jawab Tesa kesal.

Arena tak kunjung menjawab membuat Tesa kesal. "Ck! Tapi tetep gua 12 nya."

"Ya ya ya, terserah lo." ujar Arena mengalah.

Sudah pukul satu sore, artinya Arena akan bekerja paruh waktu kedua.

"Udah waktunya pulang, gue pergi dulu Tes." ujar Arena membawa tas selempangnya.

"Kerja aja terus kaya kagak," ucap Tesa brutal.

"Setidaknya itu lebih baik daripada minta sama pacar." ucap Arena menyindir Tesa.

"Sialan lo!" Tesa terkekeh geli.

"Lo yang sialan." ucap Arena tak mau kalah.

"Lo lah yang sialan." sanggah Tesa.

"Kayaknya gue bakalan stres kalo ngobrol sama lo." ucap Arena cape sendiri.

Memilih tak memperdulikan Tesa lagi Arena berjalan keluar kafe tersebut dan menunggangi motornya, pergi ke tempat kerja yang kedua yaitu tukang antar makanan, ah iya hari ini Arena mendapat shif malem dari Mini Market kemarin.

Arena turun dari motornya lalu berjalan menuju bangunan tersebut, namun ketika ia hendak menginjakkan kaki di teras restoran itu, seseorang menubruknya dari belakang. Alhasil ia terjatuh seperti seekor kodok.

***

Di sekolah Sma Alexander Lemos semua murid tengah bersorak menyemangati idolanya masing-masing.

Hari ini adalah pertandingan basket para cogan berkumpul. Termasuk Aliva yang heboh menyemangati Vernon bermain. Tak henti-hentinya ia berteriak seperti orang kesetanan bahkan orang yang berada di pinggirnya pun merasakan panas di telinganya.

"VERNON SEMANGAT!"

"VERNON SAYANG JANGAN SAMPE KALAH." teriak Aliva kesenangan sembari bertepuk tangan heboh.

PRIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang