Chap 10

432 42 5
                                    

Keesokan harinya Rose bangun lebih awal. Ia tersenyum tipis menatap wajah Chanyeol yang tampak tertidur pulas di sampingnya. Perlahan tangan nya bergerak untuk menyingkirkan tangan Chanyeol yang memeluk nya.

Kemudian berjalan ke dapur berniat untuk menyiapkan sarapan. Karena selama 2 bulan ini Chanyeol lah yang selalu menyiapkan sarapan bahkan makan malam.

Dan kali ini, Rose berniat untuk menyiapkan sarapan.

Rose bersyukur karena pagi ini ia cukup kuat untuk bangun tanpa morning sick yang sering ia alami di setiap pagi.

"Semoga morning sick ku cepat menghilang supaya aku bisa selalu menyiapkan sarapan dan makanan untuk Haru kecil dan Daddy!" Monolog Rose yang tampak bahagia.

Namun kebahagiaan itu pudar saat tiba-tiba saja ia mengingat kejadian kemarin malam dimana dirinya yang saat itu terbangun mendengar suara ricuh yang cukup ia kenali suaranya. Dan ternyata Chanyeol dan Wendy saling berdebat.

Disitu Rose sempat meneteskan air matanya. Ia masih mengingat betul bagaimana Wendy dulu yang selalu menyayanginya seperti saudara kandungnya sendiri.

Namun semuanya berubah ketika semua ini menimpanya. Ia bahagia bersama Chanyeol namun ia juga belum bisa menerima bahwa dirinya mungkin akan di benci oleh Wendy yang masih ia sebut 'sahabat' nya itu.

Rose juga mendengar perbincangan antara mereka. Salah satunya saat Wendy tidak ingin memutuskan hubungannya dengan Chanyeol.

Rose merasa jika sebenarnya Chanyeol masih mencintai Wendy. Tapi Namja itu tidak ingin Rose mengetahuinya. Apapun itu, Rose berusaha untuk tetap biasa saja seolah dirinya tidak mendengar perdebatan mereka kemarin.

"Rose!"

"Rose!"

"Rose!"

Rose yang melamun tiba-tiba saja di kejutkan oleh suara teriakan Chanyeol yang memanggilnya.

"Iya Chan, aku di dapur!" Seru Rose.

Dengan tergesa-gesa Chanyeol pun berlari menghampiri Rose yang dengan santai nya menyiapkan sarapan.

Chanyeol menghela nafas lega. Kemudian berjalan menghampiri Rose. Memeluknya dari belakang dengan erat seolah takut jika Rose akan pergi.

Rose hanya dapat diam terpaku.

"Chan? Ada ap-"

"Diam. Kau ini membuat ku panik saja. Aku pikir- aku pikir kau per-"

"Tidak. Aku hanya disini saja. Lagipula aku tidak mungkin pergi sendiri dengan keadaan ku yang seperti ini kan?" Potong Rose masih dengan posi
si membelakangi Chanyeol.

"Tapi, kau membuatku khawatir"

Rose menghentikkan aktivitas nya ketika mendengar suara Chanyeol yang melirih. Rose pun membalikkan badannya. Kemudian memeluk mengusap punggung Chanyeol berusaha menenangkan Namja tinggi itu.

"Wae? Kau mimpi buruk? Atau-

"Aku tidak ingin kau pergi tanpa aku"

"......"


"Sekalipun itu hanya ke dapur"

"Yaaa! Sudah ku dengar dengan serius ternyata malah melawak" Sengit Rose yang kembali pada aktivitas nya.

"Huh? Itu bukan lawakan sayang. Kau ini memang tidak bisa di ajak romantis-romantisan ya" Ejek Chanyeol.

"Ya ya ya, terserah mu saja"

Chanyeol terkekeh. "Kau memasak apa? Kau tidak mengalami morning sick? Seharusnya kau tidak usah menyiapkan sarapannya, biar aku sa-"

"Daddy, bisakah kau menanyakan satu pertanyaan dulu?"

Day After DayWhere stories live. Discover now