Chap 9

446 52 5
                                    

Usia kandungan Rose sudah hampir 5 bulan. Dan itu semakin membuat Rose lemah. Berkali-kali wanita itu merintih kesakitan dan terjatuh pingsan. Dan pada akhirnya dirinya harus di bawa ke rumah sakit lagi dan lagi.

Chanyeol benar-benar merasa tidak becus menjaga Rose. Meskipun wanita itu langsung mengadu jika dirinya kesakitan, tapi beberapa kali juga Rose lebih memilih untuk diam tanpa memberitahu rasa sakitnya dan akhirnya jatuh pingsan.

Saat ini Chanyeol sedang menunggu Rose yang masih dokter periksa. Rose masih terlihat belum sadar.

Hingga pemeriksaan pun selesai. Sang dokter bername tag Kim Jongdae itu  segera mengatakan keadaan Rose pada Chanyeol yang berdiri di sampingnya.

"Semakin melemah"

Jawaban singkat itu berhasil membuat hati Chanyeol seolah tersayat.

Chanyeol hanya mampu menunduk untuk menahan air matanya agar tidak meluncur saat itu juga.

Kemudian mendongak menatap Jongdae.

"Apa kau punya cara agar aku bisa menyingkirkan janin itu?" Tanya Chanyeol dengan nada yang serius.

Jongdae yang mendengar itu cukup tertegun.

"Maksud mu-"

"Aku ingin melemahkan kandungan itu"

"Mwo? Apa kau sungguh-sungguh mengataknnya? Kau-"

"Jongdae euisa, nyawa istriku lebih penting daripada anak yang di kandung nya itu!"

"Tapi kau juga tidak boleh egois tuan Park. Kau tidak ingat permintaan istrimu? Dengan lemahnya ia mengatakan untuk tetap mempertahankan bayi yang di kandungnya itu!"

"......"

Chanyeol terdiam. Kepalanya menunduk. Giginya ia gertakan. Wajahnya memerah menahan emosi nya. Tangannya mengepal berniat untuk memukul dinding ruangan itu namun Jongdae menghentikkan nya.

"PARK!"

"Tidak bisakah kau berpikir secara jernih?! Bicarakan dengan baik-baik! Bukan dengan emosi mu!"

"Kenapa kau berkata dengan seenakya euisa?! Kenapa?!!"

"......."

"Kau mengatakan bahwa kandungan Rose melemah namun kau tidak mengizinkan ku untuk menyingkirkan bayi di dalam kandungannya itu! Kenapa?!! Katakan padaku-"

"Karena istrimu menginginkan anaknya daripada nyawa nya sendiri!"

"......"

"Aku tahu kalau semua ini ulah mu Chan"

Chanyeol terdiam membeku.

"Kau tahu kenapa Rose memilih mengorbankan nyawa nya daripada anak yang di kandungnya? Itu karena Rose terlalu lelah dengan semua yang menimpanya. Dengarkan itu baik-baik"

"........"

"Aku juga seorang psikolog. Aku mengerti posisi Rose saat ini. Dan kau juga, aku mengerti. Chan, jika kau mau menyingkirkan bayi itu, kau hanya akan menambah dosa mu"

"........"

"Kau harus memikirkannya lagi. Jika kau dan Rose memang ditakdirkan untuk benar-benar saling mencintai, Tuhan pasti akan tetap membuat kalian bersama selamanya. Kau percaya takdir Tuhan lebih indah dari yang kita bayangkan bukan?"

Chanyeol mengangguk pelan. Ini adalah bagian tersulit dalam hidupnya. Ia tidak pernah membayangkan jika Tuhan akan memberinya semua hal-hal sulit ini.

Tapi ini demi Rose.

Day After DayWhere stories live. Discover now