"Baiklah." Pasrahnya. Asisten dari Beatrix langsung menaruh empat buku ke kepala Hera.

Yakkk menyebalkan!

Hera menarik napasnya panjang, berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya. Meyakinkan dirinya sendiri kalau dia pasti bisa.

Ini sangat mudah, kecil

Hera langsung melangkah kakinnya dengan cepat, menghiraukan buku-buku yang sudah terjatuh satu persatu dari atas kepalanya.


BRUG BRUG

Beatrix menggeram, sedangkan Hera terkekeh tidak merasa bersalah sama sekali. "Maaf Beatrix, tapi buku-buku ini yang bersalah. Aku hanya berjalan dan mereka jatuh."

Beatrix menghampirinya dengan wajah merah marah.

BET BET

Pantat Hera di pukul dengan kayu kecil di tangannya. Hera meringis pelan, meratapi nasibnya yang bertransmigrasi menjadi seorang bangsawan.

Dan bisa kalian ketahui Hera bukanlah bangsawan sesungguhnya. Dia hanyalah seorang pengangguran yang doyannya makan, liburan, foya-foya sebelum masuk ke dunia novel.

"Kembalilah berlatih, aku tidak ingin kau membuat malu keluarga kerajaan!" titah Beatrix serius.

"Baiklah, aku akan berlatih lagi. Sekarang kita pargoy dulu bagaimana?" Ajak Hera tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya.

BET BET BET

"AKHH JAEHYUN TOLONG AKUUU!" Teriak Hera, memegang pantatnya yang kesakitan.

"Tidak di izinkan bercanda untuk latihan mu, nona!" tegas Beatrix.

Oke, pakyouu Beatrix!

"Suhu sedang di ajar oleh Suhu." Gumam Jake bersedekap dada mengamati Hera, yang sedang berlatih.

Sedangkan di tempat lain, Silas tengah marah-marah. Itu semua karena Hera dibawa tanpa persetujuannya ke istana, saat dirinya sedang tertidur tadi. 

"Nona Hera sedang berlatih di istana bersama Beatrix tuan." Lapor Damian, Silas mendengus menaiki kudanya.

Menjalankan nya menuju istana, tempat yang paling dia benci. Tidak, Silas tidak membencinya. Melainkan ada hal yang tidak bisa dirinya ingat-ingat lagi di istana besar itu.

Silas memejamkan matanya, terus memecut kudanya dengan kasar menuju halaman istana yang sudah di hias sangat mewah untuk pernikahannya.

Dengan tatapan tajam membunuh, Silas berjalan menuju ruangan besar yang biasanya Beatrix gunakan untuk melatih para bangsawan.

Damian juga ikut menyusul tuanya dengan langkah cepat. Karena takut terjadi apa-apa.

BRAK

Silas membuka pintu besar itu, Semua orang yang berada di dalam langsung menoleh bersamaan. Hera memutar bola matanya.

Jake cepat-cepat menghampiri kakaknya. "Kakak, kau di sini? Kau pasti ingin melihat calon istrimu berlatih kan?"

"Siapa yang membawa Hera kemari?!" tanya Silas dingin mengabaikan Jake. Tatapan matanya menghunus ke arah Beatrix.

Beatrix malah tersenyum. "Aku. Kau keberatan?"

"Bukanya tidak etis jika pasangan yang akan menikah masih saja bertemu? Atau kau yang tidak bisa pisah sedikitpun dari calon istrimu?" tanya Beatrix dengan wajah datar.

Silas menajamkan matanya, menatap Hera yang ada di samping Beatrix. "Ya, aku tidak bisa pisah darinya!"

Hera melotot, tercengang dengan perkataan Silas. Dirinya hanya bisa mendengus jengah.

Apa? Dia tidak bisa pisah dariku? Eleh, alah sia boy

"Hm, karena itu lebih baik kau pergi. Kau tidak di izinkan untuk melihat Hera, sampai pernikahan kalian!" tekan Beatrix.

"Iya benar. Kalau tidak, aku akan kabur saja nanti!" Ancam Hera, Silas tak tinggal diam.

"Perintahkan seratus pengawal mengelilingi kemanapun Hera pergi!"
Titah Silas pada Damian di belakangnya.

"LAGI? APA-APAN KAU SETAN!"

Silas tersenyum dingin. "Sampai bertemu besok di pernikahan kita"

BRAK

Tidak waras!

__________

SILAS

SILAS

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HERA

JAKE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JAKE

JAKE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yang mau diundang silahkan komen 'MAU' di situ 👉😫

Byeeee🧡

The Villainess (End)Where stories live. Discover now