[ 24 ] How?!

192 43 6
                                    

"Duh, kepala gua pusing banget... Jeongwoo bisa ga sih jaga jarak dulu? Gua jadi gak mau deket sama lo kalo kayak gini terus.."

Saeron menatap lesu langit-langit ruangan yang didominasikan oleh warna putih tersebut. Setelah berkedip kesekian kali, Saeron baru tersadar bahwa ia sudah terbaring diatas kasur UKS lengkap dengan selimut yang menutup tubuhnya dengan rapih sampai keatas dada.

Seluruh jemarinya ia gerakkan sebagai percobaan. Ketika merasa lebih baik, ia menyentuh dadanya yang masih berdetak tak karuan walau Jeongwoo sedang tak ada disisinya. Ini aneh, Saeron pasti sakit.

"Bisa berdiri?" Tiba-tiba suara berat itu mengisi ruangan yang Saeron tempati.

Buru-buru Saeron menjauhkan tangannya dan meluruskannya disamping tubuhnya, "Hah? Oh.. Jeongwoo. Kirain siapa.."

Jeongwoo datang dengan segelas air putih hangat yang kemudian ia taruh diatas nakas disamping ranjang.

"Bisa bangun?" tanya Jeongwoo.

Tubuhnya mendadak merasa lebih berwaspada. Saeron pun langsung menghentikan pergerakan Jeongwoo, "B-b-bisa.. Bisa.. Gua bisa bangun sendiri," gugupnya.

Dengan pergerakan lambat Saeron bangun dari tidurnya, ia menyibak selimutnya dan duduk dipinggir ranjang.

Setelah merasa baik-baik saja, Jeongwoo segera berjongkok didepan Saeron dan memberikannya minum. "Ahh, oke deh.. Nanti keparkirannya gua gendong aja ya?"

Saat sedang menerima segelas air dari Jeongwoo, tiba-tiba pergerakan Saeron terhenti ketika mendengar kalimat tersebut.

"EH?! SENDERAN DIPUNGGUNG LEBAR NAN LUAS INI? OMAYGAT INI AJA GUE MASIH LEMAH!"

"Eh? Engga-ga, jangan, Woo. Gua gapapa. Gua sehat, cuma..."

Mendengar kalimat Saeron yang menggantung, Jeongwoo memiringkan kepalanya bingung.

"... Cuma syok aja." sambung Saeron yang kemudian meminum air putih untuk mengurangi rasa gugupnya.

Jeongwoo tertawa kecil sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo ngerasa canggung ya sama gua?" tanyanya tiba-tiba.

"Engga, bukan gitu.. Uhuk! Ekhem, gimana ya jelasinnya.. Ekhem!"

"Eh, maaf. Lo gapapa?" tanya Jeongwoo khawatir.

Saeron menggelengkan kepalanya, "Tadi keselek dikit, gapapa. Tapi jujur, iya gua jadi rada canggung sama lo."

"TAPI GUA SUKA SAMA LO WOO."

Jeongwoo mengangguk mengerti, "Ngalir aja, Sae. Gua ga maksud bikin lo tertekan.. Lo bisa kasih gua jawaban kapan aja, tapi tolong, kasih gua kepastian. Bisa kan, Sae?"

Tatapan Jeongwoo begitu tulus untuk Saeron hindari. Ia menjadi gemas sendiri ketika Jeongwoo mengerjap dihadapannya layaknya adik kecil yang sedang meminta es krim.

Tangan kanan Saeron bergerak menepuk-nepuk pelan kepala Jeongwoo yang berjongkok dihadapannya. "Iya.." jawabnya lembut.

Tapi tangan Jeongwoo menahan tangan Saeron diatas kepalanya, "Good girl. Makanya gua gabisa tahan buat ga suka sama lo." ujarnya pada Saeron yang kembali mematung.

Saeron memejamkan matanya.

"Kenapa? Makin pusing?"

"I-iya.."

"Yaudah yuk naik punggung aku aja. Udah sore juga, takutnya gerbangnya keburu ketutup. Yuk?"

Jeongwoo berdiri dengan genggaman tangannya yang masih kokoh pada tangan Saeron.

CAN'T CONTROLWhere stories live. Discover now