[ 23 ] She's Exactly What I Need

465 65 7
                                    

"Tes, tes." suara Jeongwoo mulai menggema memenuhi ruangan musik. Ia sedang mengetes apakah mikrofon dan speaker disana bisa berjalan dengan lancar atau tidak.

Beda lagi dengan Saeron, ia sedang fokus melihat-lihat gitar dan alat musik lainnya yang ada disana. Saeron tak pernah menduga kalau sekolah ini memiliki cukup banyak alat musik.

Bahkan yang alat musik tradisional pun ada, tapi beda ruangan.

"Waeyo, waeyo, waeyo.."

Saeron menoleh cepat ke sumber suara dari lantunan singkat tersebut.

"Lo tau lagu itu?" tanya Saeron cepat.

Jeongwoo mengangguk pelan, "Pasti lah. Lagunya Bang Yedam judulnya Wayo. Lagu kebanggaan sekolah ini kan?" jawabnya.

Saeron menampilkan senyum tipisnya, "Bagus ya lagunya? Lo suka?"

"Bagus banget lagunya, suaranya juga. Panutan gue sih. Padahal gue minat di sekolah ini tuh gara-gara Bang Yedam, tapi dia nya keburu pindah di sekolah seni."

Kepala Saeron menunduk pelan, hatinya sedikit merasa bersalah. Pikirannya juga sedang sibuk merancang kalimat untuk ia ucapkan pada Jeongwoo, kalau sebenarnya Saeron yang membuat Yedam pindah sekolah saat itu.

Banyak siswa yang ikut menuduhnya tepat setelah berita Bae Eunji tersebar seantero sekolah. Akan tetapi kejadian ini tetap tidak bisa di ungkapkan ke publik karena Bang Yedam bukanlah orang biasa, dan juga demi menjaga nama baik sekolah.

Yang pada akhirnya, Saeron menjadi merasa bersalah setelah Bang Yedam menjelaskan semuanya bahwa ia bukanlah pelaku yang membuat Bae Eunji bunuh diri, melainkan salah satu temannya yang hampir melecehkannya sampai membuat Bae Eunji trauma.

Syukurlah manusia brengsek itu sedang menjalankan hukuman dibalik jeruji besi dan Saeron pastikan ia tak akan hidup bahagia sampai kapanpun.

Harusnya Bae Eunji tenang kalau Saeron tidak mengungkit kisah ini lagi. Jadi ia berusaha sekeras mungkin untuk menerimanya.

Akan tetapi Saeron masih ragu apakah Eunji tenang disana atau tidak, apalagi jika mengingat cara perginya yang begitu mengenaskan.

"Kenapa? Lo juga sedih pas Bang Yedam pindah sekolah?" tanya Jeongwoo sembari melangkahkan kaki untuk menghampiri Saeron yang terdiam cukup lama.

"Em, woo, lo boleh kecewa sama gua, karena sebenernya gua yang bikin dia pindah sekolah. Gara-gara kasus Bae Eunji, temen gua yang waktu itu gua ceritain." jelas Saeron pelan. Walau lidahnya terasa berat untuk mengatakannya, namun mau tak mau ia harus jujur pada Jeongwoo.

Benar saja, Jeongwoo terlihat terkejut detik itu juga. Padahal setahu dia, Bang Yedam pindah sekolah karena ia mendapat beasiswa dan ingin berfokus dibidang seni di sekolah barunya.

Kedua tangan Jeongwoo bergerak, lalu menggenggam kedua bahu Saeron pelan. "Sae, lo berani jujur ke gua aja udah keren banget, tapi lo jangan pikirin itu lagi ya? Sekarang lo duduk disini,"

Ia menarik salah satu kursi untuk Saeron, "Terus dengerin gue nyanyi ya.. Gue malu sih aslinya, tapi udah janji. Jadi, yaudah, gue nyanyi karena lo yang minta," sambung Jeongwoo.

Kemudian Jeongwoo berlari kecil menuju ke tempat mikrofon itu berdiri, dan duduk di sebuah kursi yang berada di panggung kecil yang tak jauh dari tempat Saeron duduk.

Rasa takut Saeron sedikit mengurang, ia sempat mengira bahwa Jeongwoo akan kecewa atau semacamnya.

Anehnya rasa takut itu digantikan dengan rasa gugup. Ia tidak bernyanyi, namun ia gugup menatap kenyataan bahwa seorang Park Jeongwoo akan bernyanyi untuknya seorang.

CAN'T CONTROLWhere stories live. Discover now