Jake langsung pergi dengan wajah tertekuk, karena dia belum berhasil mendapatkan ilmu dari Hera lagi.

"Huh, akhirnya dia sudah pergi" ucap Hera, cepat-cepat berjalan ke arah nakas.

Menggesernya perlahan, berjongkok. Membuka sebuah pintu rahasia yang hanya diketahui oleh Cecil dan dirinya seorang. Dengan hati-hati Hera masuk, menuruni tangga kecil yang menghubungkan ke ruangan bawah.

Hera menaruh tangannya di pinggul, memindai sekeliling. Bersiap menghitung kekayaan seorang Hera Hermione yang melimpah ruah dan pastinya tersimpan rapat.

"Jika dihitung-hitung, kekayaannya sekitar sepuluh karung emas dan tiga karung perak, lalu---" Hera mengambil sebuah buku kecil, yang ada di atas sebuah meja.

'Buku Harian Hera'

"Hm, bersalah kah aku jika membukanya?" Gumam Hera bingung.

"Ahh sudahlah tidak apa Hera, judulnya kan juga namamu. Maka boleh dibuka!" Soraknya, membuka buku kecil itu senyum senang.

"Coba kita lihat apa yang ditulis seorang penjahat dalam sebuah novel."

Ayah, Nicolas, kalian adalah keluarga paling baik yang aku miliki setelah ibu tiada. Aku tau cara kalian salah dalam melindungi ku. Tapi, terimakasih banyak untuk selama ini.

"Hem Nicholas baik? Hera sepertinya tersandung beban saat menulis ini."

Hera membuka halaman selanjutnya, ternyata tulisannya tidak utuh. Karena sedikit tersobek.

Aku menyelidikinya, mengikutinya kemanapun dia pergi. Semua pergerakannya aku selalu tahu. Dan hari ini, sebuah fakta baru terungkap. Perempuan ular itu ternyata---

"NONA!!!"

Hera berdecih lirih, selalu saja ada pengganggu. Hera menutup buku harian Hera Hermione dengan segera, dan membawanya naik ke atas.

"Aku akan menyelesaikan membaca ini nanti malam." Ujar Hera sambil menaiki tangga.

Menutup pintu rahasia itu dengan cepat. Menggeser nakas ke tempat semula, agar Cecil tidak bertanya macam-macam. Buku di tangannya, juga ia masukan ke dalam laci.

Dengan malas, Hera berjalan membuka pintu kamarnya.

Klek

"Ada apa Cecil?"

"Nona, tuan Silas mengirimkan banyak pasukan ke kediaman ini. Dan mereka tengah di tugaskan untuk mengawasi pergerakan anda!" Terang Cecil, hidung Hera berkerut.

"Huh?"

"Astaga, ternyata Pangeran Silas sangat menjaga anda nona!" Cecil menutup mulutnya tersenyum geli.

Hera memejamkan matanya, mengepalkan tangannya. Tidak sabar untuk meninju wajah Silas.

"Menjaga? Ini namanya aku di penjara kampret!" Kesal Hera, bergerak menggulung lengan dress nya dengan cepat.

"Aku harus segera memberikannya perhitungan!" Ucap Hera berapi-api, mulai melangkah cepat sambil mengangkat bagian bawah gaunnya. Tak memperdulikan jika dirinya merupakan seorang bangsawan terhormat.

"NONA! AKHHH NONA TUNGGU SAYA!"

"ANDA TIDAK DI PERBOLEHKAN MENGANGKAT GAUN ANDA!!"

"NONA!!"

"Bisa-bisanya dia mengawasiku!" Gerutu Hera, membawa kakinya menuju ke halaman depan.

Dimana dirinya dapat melihat Silas tengah berdiri sambil mengawasi pasukannya yang sekitar seratus orang itu untuk mengelilingi kediaman Brian. Tentu saja bersama Damian yang setia di sampingnya.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now