Reality

14 6 11
                                    

Mata Nina terbuka secara perlahan  menyesuaikan bias cahaya yang masuk ke matanya. Merasakan napasnya yang teratur pertanda bahwa dia masih hidup.

Oh okay! Nina masih hidup. Dia mencoba mengulet sebentar. Memang aktivitas mengulet itu wajib sih setelah bangun tidur meskipun beberapa orang ada yang mengatakan tidak baik. Tapi entahlah. Sudah kebiasaan Nina dari dulu jadi agaknya susah berubah. Siapa yang juga suka ngulet abis bangun tidur?

Sampai akhirnya suara kekehan membuat Nina kaget bukan main karena ada laki-laki asing di kamarnya.

Nina mengucek-ucek matanya. "Siapa lo? Taehyung?"

Laki-laki di rumah sakit jiwa blasteran indo korea. No! Koreksi! Laki-laki gigolo yang disewa Agatha buat skenario dia. 

Terpaksa mendudukan tubuhnya kepala Nina jadi pusing. Ingatan-ingatan semalam muncul bagai film di kepalanya.

"Udah kenyang tidurnya?" Sapaan ramahnya itu mengandung arti berbeda di mata Nina, laki-laki itu meledeknya?

Jantungnya rasanya mau copot sewaktu melihat Taehyung tengah duduk manis sambil membaca buku diari miliknya. Tidak sopan sekali bukan.

Nina ingat! Semalam ada drama!

Tanpa tedeng aling-aling, Nina langsung melompat ke arah Taehyung dan menjambak rambutnya. "Buku diari gue!"

Ya~ itulah senjata perempuan.

Taehyung mengaduh kesakitan berusaha menepis tangan Nina.  Taehyung bisa melihat napas Nina naik turun tak beraturan. Emosi Nina memuncak. Nina langsung merebut buku diarinya dan menyembunyikan di belakang tubuhnya.
"Bener-bener gak sopan lo ya, main baca buku diari gue. Dasar penipu!"

"Muka tembok ya. Masih berani lo nampakin muka di depan gue!" Bentak Nina.

Taehyung yang dimarahi justru tampak tenang menghadapi Nina. Lihat! Matanya justru seperti menantang Nina. Tanganya bersidekap, dia pikir dia cool?

"Keluarin semuanya."

What?! Beneran mau dicakar ini orang sama Nina.

"Gue udah tau semuanya. Sandiwara picik kalian. Drama picisan kalian!"

"Kalian pikir kalian siapa bisa tentuin jalan hidup gue! Kalian tuhan?! Sok-sokan ngatur hidup gue!"

Nina sudah tidak bisa menahannya lagi, dia marah, kesal, sedih perasaannya campur aduk. Dia pikir dia mainan yang bisa diatur sedemikian rupa. Air mata yang sedari tadi Nina tahan akhirnya keluar juga. Nina tidak tahan dan tidak habis pikir kenapa kakaknya seenaknya membuat skenario tanpa mengerti perasaannya. Semudah itu kah dirinya?

"Kalian pikir gue nggak punya hati ya." Suara Nina melemah, dia terjatuh di sisi kasurnya kepalanya tertunduk. Ah, hatinya kembali terluka. Perlukah Nina terus terang dengan segala rasa yang dimilikinya. Rasanya percuma tidak ada orang yang bisa mengerti dengan benar perasaaan orang lain. Apalagi orang asing seperti Taehyung yang hanya ingin keuntungan.

Sampai sekarang Nina bahkan tidak mengerti. Entah dengan alasan apa sampai Agatha merencanakan hal seperti ini. Kenapa dia sangat ingin Nina menulis?

Taehyung membiarkan Nina menangis, sepuasnya.

****

"Ayok nikah!" Nina mantap berdiri dan mendekat pada Taehyung. Matanya angkuh menatap Taehyung. Benar-benar tidak ada angin ataupun hujan cuaca bahkan sedang cerah. Ajak an Nina terdengar mantap.

"Jangan bercanda."

"Gue serius!" Tangan Nina terulur mengajak tangan taehyung berjabatan.

"Gue nggak suka ambil keputusan saat emosi. Lo udah tau semua rencananya, masih mau nikah kontrak?"

A MAN BEHIND MEWhere stories live. Discover now