Prolog

173 56 78
                                    

“Taehyung, buka baju kamu deh.”

Taehyung yang sedang bermain ponsel terkejut dengan ucapan Nina. Perempuan itu tiba-tiba datang dan memerintahkan sesuatu yang ambigu di malam hari.

“Buka baju? Mau ngapain?”

“Udah buka aja.”

Sebenarnya malu, tetapi Nina tidak punya pilihan lain dan Taehyung harus menurutinya. Nina yang memang sudah duduk di atas ranjang langsung bergerak maju menghilangkan rasa malu dan mengangkat kaus yang dikenakan Taehyung.

“Kamu mau ngapain si? Kasih tahu dulu.” Taehyung menahan tangan Nina dari kausnya. Tidak mau kalah, Nina juga terus menarik kaus Taehyung ke atas membuat alis laki-laki itu semakin berkerut. “Kita udah sepakat Nina dan aku nggak mau kamu menyesal. Kamu mabuk ya?”

“No! aku nggak mabuk! Aku cuma mau mastiin sesuatu!”

“Aku nggak mau buka!”

Keduanya keukeh dengan pilihan masing-masing hingga terjadi aksi tarik menarik yang berlangsung beberapa lama. Sampai akhirnya Taehyung dengan kekuatannya menangkap kedua tangan Nina dan menarik tubuhnya mendekat.

“Kamu mau ngapain sih? Kasih tahu aku dulu.” Tanya Taehyung dengan lembut. Wajah Taehyung sangat dekat hingga Nina bisa merasakan napas Taehyung yang menerpa wajahnya. Mata bulatnya menatap Nina dengan tenang.

“Itu ... aku pengen tahu sesuatu.” Ucap Nina dengan lirih. Wajahnya langsung berubah menjadi merah, dirinya merasa malu harus mengatakan hal ini.

“Apa?”

“Mau lihat roti sobek kamu.”

“Hah?”

Ini memalukan bagi Nina, apalagi wajah Taehyung yang bingung membuat suasana jadi semakin canggung. Laki-laki itu belum bisa merespon maksud Nina.Tatapan Taehyung yang tak beralih sedikit pun dari Nina membuatnya mati kutu. Pasti Nina sudah terdengar seperti perempuan yang melakukan pelecehan.

Karena sudah kepalang malu, Nina melepaskan tubuhnya dari Taehyung dan berusaha kabur. Namun usahanya sia-sia, gaun tidur panjang yang dia kenakan melilit kaki sehingga tubuhnya terjerembab dengan tidak anggun. Kepalanya nyungsep membentur lantai.

“Huaaaaa Taehyung! Sakit.” Rengek Nina.

Taehyung dengan tanggap membantu Nina bangkit dan meletakkan Nina di atas pangkuannya. “Mana yang sakit, coba aku liat.” Tanya Taehyung, tangannya meraih wajah Nina dan ditatapnya lekat mencari sumber kesakitan yang membuat Nina merengek. Benar saja, kening Nina terlihat memerah dengan serius Taehyung mencoba meniup-niup kening Nina guna meminimalisir rasa sakitnya. Dia juga mengambil sejumput rambut Nina dan mengusak-ngusakkan tepat di kening yang merah. Kata nenek moyang, cara ini cukup ampuh meredakan sakit kepala yang terbentur.

“Sakit Taehyung.” Nina hanya bisa merengek. Sementara Taehyung dengan telaten meniup, mengusap dan sedikit memijat kening Nina.

Perlakuan Taehyung pada Nina membuat hati perempuan itu berdesir. Apalagi Nina bisa melihat tatapan khawatir Taehyung padanya, mata laki-laki itu menyiratkan ketakutan, tubuh Taehyung juga mengunci pinggangnya erat takut Nina kembali jatuh.

“Kita kompres pakai es batu nanti biar cepat sembuh. Lain kali hati-hati ya.”
Suaranya lembut dan menenangkan. Nina jadi makin terpesona saat Taehyung tersenyum. Dia jadi semakin terlihat manis ditambah dengan kedua lesung pipinya. Nina gemas dan mengecup pipi Taehyung, mengelus rahang kokoh laki-laki itu dengan gerakan yang cukup membuat pria manapun menggila. Raut wajah Taehyung sulit diartikan.

Nina menyerah, dia tertawa kencang. Ekspresi Taehyung menjadi hiburan malam minggu yang seru. “Muka kamu lucu banget. Aku nggak kuat Tae.”
Taehyung mendesis, “Nina.”

“Jadi sebenernya, Aku tadi bingung. Ide yang mau aku tulis melayang entah kemana. Ada juga adegan yang aku nggak ngerti gimana deskripsiinnya. Maaf ya kamu jadi korban. Eh aku juga deng. Ini.” Nina menunjuk keningnya yang masih merah.

Tangan Taehyung kian mengerat pada pinggang Nina, bibirnya dia basahi dengan pandangan lurus menatap Nina yang masih asyik tertawa. Nina yang semula tersenyum, berubah menciut karena tatapan Taehyung dan seringaian yang muncul. Ini bisa jadi alarm berbahaya. Nina bahkan tidak bisa melarikan diri.

“Nin, kamu udah bangunin macan yang lagi tidur.” Suara Taehyung tiba-tiba berubah serak, Nina jadi merinding. Wajah Taehyung juga semakin dekat mengikis jarak mereka. “Kita perlu ngelakuin sesuatu supaya tulisannya jadi sangat real, nyonya pemberani.”

Nina menelan ludah. Tamat sudah riwayatnya.

SELAMAT DATANG 😁 VOTE DAN SPAM KOMENTARNYA DIPERSILAHKAN.

GIMANA PANIK GAK PANIK GAK? PANIK DOOONGG*MAKSA.
BARU MULAI UDAH TAMAT AJA RIWAYAT NINA, GIMANA SELANJUTNYA?

A MAN BEHIND MEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें