Terus Terang

45 26 34
                                    

Kalau ada typo kabarin ya. He he

“Wah, gila. Keren banget gue."

Nina berdecak kagum melihat hasil tulisannya. Kemarin setelah Jungkook pergi, Nina mengunci rapat pintu kamar untuk menghindari Agatha sampai pagi. Agatha tidak kehabisan akal dengan menulis sticky note berisi peringatan tentang deadline tulisan Nina yang membuat Nina kesal.

Tapi pagi ini dorongan dari Agatha bukan menjadi hal yang buruk, Nina tiba-tiba punya inspirasi. Banyak kata yang ingin dia tulis. Banyak perasaan yang ingin dia luapkan. Kalau diingat-ingat, pria di halte inspirasinya.

Cukup klise, Nina kepincut paras tampannya pada pandangan pertama dan semakin menjadi setelah pertemuan kedua.

Kemarin saat pulang, Nina meminta Jungkook untuk mampir ke Starcup kedai kopi langganan Nina. Tidak disangka Nina kembali bertemu dengan pria itu seketika hatinya senang. Meski hanya sesaat, karena senyuman itu langsung luntur begitu melihat pria itu tengah berbincang dan tersenyum manis bersama seorang wanita. Senyumnya yang menawan itu harusnya milik Nina.

“Ih ....” Nina gemas dan mencubit lengan Jungkook.

“Aduh sakit. Apaan si?”

Tanpa memperdulikan Jungkook, Nina terus berjalan menuju kounter pemesanan.

“Caramel Macchiato satu, sama cokelat satu.”

“Saya sama juga ya mas.”

Nina menengok melihat orang di sampingnya, dan sedikit terkejut mendapati senyuman manis milik pria incarannya. Nina Cuma bisa menganggukkan kepalanya, merasa canggung.

“Kasih ke mas ini aja dulu.” Ucap Nina.

 “Oh gitu, makasih ya. Duluan.”

Satu senyuman kembali Nina dapatkan. Tangan Nina langsung berpegangan pada kounter menumpu tubuhnya yang lunglai. Ternyata Nina justru tidak kuat jika berdekatan langsung. Makanya sengaja dia memberi pesanannya terlebih dahulu supaya pria itu cepat pergi.

Drtt...

Lamunan Nina tersadar saat ada panggilan masuk di ponselnya.

“Halo...”

“Iya, gue kesana. Bawel”

Agatha mengajak Nina bertemu di kafe sebrang kantornya. Dengan terpaksa Nina beranjak dari kasur menuruti kemauan Agatha supaya uang sakunya tidak dipotong.

“Penurut banget si gue, nasib uang masih minta. Hm ... Open BO aja kali ya.” Gumam Nina sebelum mengunci pintu rumahnya.

***

“Lho ada Jungkook juga?” Nina menjatuhkan bokongnya di sisi Jungkook begitu sampai di kafe.
“Ngapain disini?"

Jungkook hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Nina, karena dia melihat tatapan Agatha yang sangat serius menyadari ada sesuatu penting yang akan dibicarakan.

“Gue perlu ngomong sama kalian berdua.”

Nina dan Jungkook mengangguk paham mendengar suara Agatha dan fokus menatapnya.

“Jung untuk sementara waktu, jauhin Nina.” Mata Agatha menatap tepat pada Jungkook.

“Jauhin?” tanya Jungkook heran. Alis Nina dan Jungkook sampai berkerut.

“Gue udah tahu semua. Selama ini lo yang bantu Nina kan ngerjain tugas kampusnya?”

Nina membeku, matanya melotot. Bagaimana bisa Agatha mengetahui akal busuknya padahal selama ini, Agatha cuek saja selama nilai Nina bagus.

A MAN BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang