✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 02

Start from the beginning
                                    

"Maaf pak," balasnya.

"Maaf- maaf selain maaf ga ada lagi apa?," tanya pak Tur.

"Gaaaaakkk" serunya.

Pak Tur menghela nafas pelan, sepertinya tidak akan pernah bisa untuk berhenti dalam dunianya, mungkin  kalau tidak ada yang seperti  ini di dunianya tidak sah baginya. Tidak habis pikir selalu ada saja kelakuan Varska dan teman- temannya diluar nalar. Dengan mulainya bolos sekolah, Tawuran, dan ada saja laporan dari pihak luar kalau setengah dari siswa nya membuat onar di sana.

"Yaudah, kalian bapak hukum lari di lapangan seumur hidup." tegas pak Tur.

"HAHHHHHH!!" teriak seisi ruangan.

"Kenapa ya udah gak bisa di ganggugugat!" ucap pak Tur sambil jalan untuk pergi keluar ruangannya.

"Gak bisa gitu pak!" pak Tur yang tidak menggubris perkataan itu dan ia melanjutkannya jalannya.

"Gak manusiawi banget si pak!!" teriak Juan.

"Yodah lah ayok" ucap Varska sambil keluar ruangan.

Bel istirahatpun berbunyi nyaring dan kantin pun penuh dengan berbagai pilihan makanan yang siap untuk di santap. Hari ini Bumi sebenarnya tidak ingin pergi ke kantin ia teringat bahwa mamahnya tadi membuatkan bekal untuknya, "Ah sial" kini bekalnya yang di buatkan oleh mamahnya tertinggal di meja makan ia tidak sempat memasukannya kedalam tas. "Kenapa sifat gue yang teledor ini gak pernah musnah si dalam tubuh gue" ucapnya. Akhirnya Bumi pun pasrah merelakan uang yang ia sangat cintai kini menjadi milik orang lain dengan untuk dibelikannya makanan.

Kini Bumi pun pergi ke kantin untuk membeli makanan, sepanjang ia berjalan menuju kantin tiba-tiba ia melihat beberapa siswa berkrumunan di lapangan yang kini menjadi pusat perhatian ternyata di sana terdapat pada cowok yang ia temui tadi pagi itu Varska. yaa, dia cowok yang paling ia benci dengan sifatnya yang sok paling jagoan sama hal nya dengan Dara, padahal baru pertama kalinya bertemu tapi rasa benci pun terlintas dipikirannya tanpa di minta.

"Gak ada kapoknya ya tuh anak" ucapnya, Bumi pun malas untuk melihatnya. Ia langsung pergi ke kantin perutnya kini terus-menerus menyiska nya karena sedang lapar tidak bisa tertolong lagi.

Makanan Bumi pun datang ia terus langsung mencari keberadaan sahabat nya itu Fisya, Bumi yang terus mencari keberadaan nya ia melihat kesemua sudut kantin dan yaa dia menemukan Fisya yang sedang duduk bersama cowok, kini Bumi tidak tahu siapa cowok itu. "Cowok?" ucapnya. Bumi pun langsung menyamperi Fisya yang sedang duduk bersama cowok itu.

"Fisya" panggil Bumi. Fisya yang menyadari bahwa ada memanggilnya dan suara itu tidak asing banginya ia pun segera menoleh ke arah suara tersebut.

"Eh Bumi, lo kekantin?, kenapa ga bareng aja tadi" ucap Fisya.

"Dia siapa?," tanya Bumi.

"Zico, kenalin, Co. Sahabat gue Bumi" Fisya mengenalkan Bumi kepada Zico.

"Halo Zico," balas Zico sambil tersenyum.

"Bumi" balasnya singkat.

"Bumi satu ini cantik yah" modus Zico dan Bumi membalasnya dengan tertawa kecil.

"Yoi dongg" tutur Fisya.

"Yaudah gue tinggal dulu ya, jangan lupa nanti" ucap Zico kepada Fisya.

"Siaappp" jawab Fisya.

"Lo mau ngapain Sya?," Tanya Bumi.

"Gak ngapa-ngapain, udah yu makan" jawab Fisya.

"Itu tadi siapa si Sya gue kayak nya gak pernah liat deh" Tanya Bumi sambil menyuapkan makanannya.

BUMI VARSKAWhere stories live. Discover now