7. Ada Apa Dengan Byantara

414 94 31
                                    

Voment ya^^

Janetha menoleh ke arah pintu saat mendengar ketukan beberapa kali. Sejenak rungunya memastikan siapa yang telah mengganggu ketenangannya barusan. Sebab Janetha tahu, Mama dan Papanya sudah ada di rumah bahkan makan malam bersama yang jelas dia hindari dengan mengunci diri di kamar. Jika itu salah satu dari keduanya, tidak ada alasan bagi Janetha untuk membuka pintunya.

"Tha, masih hidup kan lo?"

Napas Janetha berhembus malas mendegar suara Jarel.

"Bigmac sama Pepsi nih, mauㅡ"

Suara Jarel terhenti saat pintu di hadapannya terbuka. Pria itu meringis melihat penampakan adiknya yang persis seperti korban peras pinjaman online. Rautnya kusam yang Jarel yakini belum menyentuh air sejak pagi pun bajunya benar-benar kusut tak tertolong yang pasti belum diganti sejak beberapa hari kemarin.

"Ett!!" Jarel menarik tangannya yang mencengkram kantung logo restoran fastfood dan meminta Janetha menyingkir dari pintu agar bisa masuk, "Minggir."

Mau tidak mau, Janetha memberi celah karena perutnya memang kelaparan akibat melewatkan makan malam.

"Kata Mama lo gak ikut makan malem."

Janetha tidak menjawab, lebih memilih membuka kantung yang baru saja Jarel serahkan. Ternyata ada menu ayam panas favoritnya juga.

"Ngapain lo?" Tanya Jarel mengerling ke arah meja belajar, "Judi online ya?"

Janetha melotot dengan pipi kanan menggelembung, "Open BO! Puas lo!!"

Jawaban itu membuat Janetha praktis mendapat toyoran super dari Jarel. Kepalanya sampai oleng dan tubuhnya hampir terjungkal jika kakinya tidak segera diraih oleh sang pelaku sendiri.

"Di rem kalau ngomong!"

"Lo sendiri sembarangan kalau mangap!"

"Jam berapa mereka pulang?" Tanya Jarel mengalihkan topik.

Bahu Janetha mengedik, "Gak denger datengnya."

"Gak diajakin makan malem lo?"

"Diajakin, cuma auto membudek aja."

Jarel tertawa kecil. Sudah menduga jawabannya. Lantas dia teringat sesuatu yang ingin ditanyakannya pada sang adik.

"Tha, jujur, lo ada apaan sama Byan?"

Pertanyaan itu membuat Janetha mengernyitkan alis menatap wajah penasaran kakaknya.

"Apaannya ini apaan??"

"Ck, lo ada hubungan apa sama Byan?"

"Dimana?"

"Hah?" Ganti alis Jarel yang mengernyit, "Dimanaㅡgimana?"

Janetha menelan kunyahan ayam krispinya sebelum menjawab, "Ya kalau di kampus dia dosen gue. Kalau di luarㅡengg, gak jelas. Pacar bukan, Abang apalagiㅡtemen, dia ketuaan jadi temen gue gak sih?"

"Kenapa emang?" Lanjut Janetha heran.

"Akhir-akhir ini lo sering sama dia." Jarel mencoba merangkai kata menjelaskan, "Gini lho, lama banget gue gak kontekan sama dia, Tha. Terus tau-tau dia telpon gue dan bilang lo lagi sama dia. Kan kaget, jujur ya, gue agak syok sama ngeri waktu itu. Habis pulang dari study S1nya di Surabaya, dia udah aneh tau, Tha. Kayakㅡsengaja ngejarak dari orang. Dia gak pernah nongol di grup mantan kartar komplek, mana tiba-tiba keluar room chat gak bilang apa-apa. Caesar yang sobat lengketnya aja sampai gak paham dia kenapa, mana terus ilang ke Jogja gitu kan. Pas pulang kesini berubah, jarang senyum, kalau lihat orang jadi kayak siap ngajak baku hantam."

Cover - CompleteWhere stories live. Discover now