👙Part 12👙

2.4K 139 4
                                    

Happy reading👙

"Mas Ken udah makan?" tanya Safa yang baru keluar dari kamar mandi.

Kendra mengangguk singkat.

"Kok enggak tunggu aku selesai mandi dulu? Kan biar bisa-"

"Saya sudah lapar. Tunggu kamu mandi bisa-bisa saya mati kelaparan." Safa hanya diam mendengar jawaban dingin dari Kendra.

Mereka memang belum pulang setelah acara pernikahan. Karena Shaima dan Fathir juga menyewa kamar, jadi Safa dan Kendra yang menggunakan.

Ketika Safa duduk di samping Kendra, lelaki itu langsung bangkit seolah tak ingin dekat dengan Safa. Bahkan ketika acara tadi pun sikapnya menjadi seperti itu. Safa tidak tahu penyebabnya apa.

"Kalau sudah selesai, biarkan saja. Besok bisa dibersihkan sama pegawai hotelnya." Setelah itu Kendra pergi melangkahkan kakinya menuju ranjang. Membaringkan tubuhnya di samping Nafis yang sudah terlelap.

Nafis juga ikut menginap di hotel karena keukeuh tidak ingin pulang dan ingin tidur bersama papanya. Dan Safa membiarkannya, toh Nafis memang putri Kendra.

Safa menyantap makan malamnya. Berusaha tidak mengeluarkan suara yang mungkin akan membuat Kendra terganggu.

Tak butuh waktu lama bagi Safa untuk menghabiskan makanannya, karena dia belum makan sedari tadi. Di pesta pun ia hanya memakan buah-buahan dan beberapa cake.

Menuruti ucapan Kendra, Safa meninggalkan bekas makannya begitu saja. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju ranjang. Dilihatnya Kendra yang sudah memejamkan matanya dengan Nafis yang berada di dekapannya. Tanpa sadar Safa menaikkan sudut bibirnya. Pemandangan yang baru pertama kali Safa lihat.

Safa membaringkan tubuhnya di samping Nafis. Gadis itu tidur membelakangi Kendra dan Nafis. Matanya ia paksa terpejam. Namun sulit. Dirinya belum terbiasa dengan kehadiran Kendra dan Nafis.

Menghela napasnya, Safa memilih bangkit dari tidurnya. Sepertinya ia harus meminum susu coklat dulu sebelum tidur. Karena biasanya ketika ia sulit tidur, susu coklat ampuh mengatasi kesulitan tidurnya.

Gadis itu duduk di balkon kamar hotelnya setelah membuat segelas susu coklat. Dengan memainkan ponselnya, ia berharap kantuk mendatangi. Namun bukannya mengantuk, ia malah keasikan sendiri hingga ponselnya menampilkan wajah Miko.

"Halo, Mik?" sapanya seraya menyesap susu coklat miliknya.

"Belum tidur lo?"

"Ya belumlah, kalo gue udah tidur gak mungkin jawab telepon lo."

"Biasanya kan lo suka nonton drakor jam segini."

"Libur dulu lagi nggak ada waktu."

"Besok gue jemput ya?"

"Iya."

"Ya udah lo istirahat sana. Jangan sampe sakit."

"Nyenyenye."

"Ngeyel banget jadi orang. Semoga mimpi indah, Queen."

Tanpa mendapat balasan dari Safa atas ucapannya, Miko langsung menutup panggilannya yang membuat Safa hanya bisa menggelengkan kepala.

👙👙👙

Safa memasukkan barang-barangnya ke dalam koper. Hanya beberapa barang yang ia gunakan semalam saja karena barang-barangnya yang lain sudah dikirimkan ke rumah milik Kendra.

Gadis itu melirik ke arah Kendra yang sibuk mengurus Nafis. Gadis kecil itu sudah siap dengan seragam TK nya.

"Papa, pulang sekolah nanti Papa yang jemput Nafis, kan?" tanyanya.

"Iya."

Safa mendekati ayah dan anak itu. "Mas?" panggil Safa.

"Ayo, Pa kita berangkat sekarang. Nafis ingin langsung pergi ke sekolah." Nafis menarik-narik tangan papanya yang masih diam di tempat.

"Mas Ken?"

"Cepat, Pa," ucap Nafis lebih keras.

Safa benar-benar seakan tidak dianggap oleh gadis kecil yang kini menjadi anaknya itu. Sejak kemarin, Nafis selalu melayangkan tatapan tak sukanya. Dan hanya berbicara dengan papanya saja.

"Ada apa?" tanya Kendra yang merasa kasihan karena Nafis yang berusaha menjauhkannya dengan Safa.

"Hari ini aku ada tugas kuliah. Jadi mungkin seharian ini aku bakal ngerjain-"

"Ya sudah." Kendra memotong ucapan Safa. "Langsung pergi?"

Safa mengangguk. "Iya. Miko-"

"Baiklah. Kalau begitu biar barang kamu sekalian saya bawa sekarang." Lagi-lagi Kendra memotong ucapan Safa.

Setelah itu Safa menarik kopernya sendiri yang akan ia titipkan pada Kendra. Sedangkan Kendra, ia juga menarik kopernya dengan tangan yang menggandeng putri semata wayangnya.

"Aku titip ya, Mas. Maaf merepotkan," ucap Safa setelah kopernya masuk ke dalam mobil Kendra.

Lelaki itu mengangguk singkat. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Kendra masuk ke dalam mobil meninggalkan Safa yang masih berdiri di tempatnya.

Setelah mobil Kendra melaju jauh, Safa menghela napasnya. Ia bingung dengan sikap Kendra. Safa pikir sikap dingin Kendra akan berubah setelah menikah, nyatanya semua sama saja. Tidak ada yang berubah.

Pernikahan yang Safa anggap bisa membuatnya lepas stress akibat tugas kampus ternyata malah membuat dirinya semakin stress. Apalagi mendapati suami dan anak tirinya yang seperti itu.

Mungkin akan beda situasi jika yang ia nikahi itu adalah lelaki yang memang ia sukai serta menyukainya juga.

Tbc👙

Gak jelas? EMANG WHAHAHHAHAA

Pokoknya asal tulis apa yg ada diotak deh><

Berharap kalian tetep suka wkwkwkwk

Jangan lupa jejaknyaaaaa-!!!!!

-Queen

Safa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang