17. Kita Yang Masih Tak Bisa Berdamai

116 58 5
                                    

ANNYEONG YEOROBUN BUDAYAKAN VOTE & KOMEN SETELAH MEMBACA YA!

Happy reading...

Part 17. Kita Yang Masih Tak Bisa Berdamai

Bau pengar dari minuman yang dihadapannya ini tidak membuat Haruto berhenti meminumnya walaupun kepalanya sudah begitu pusing. Ini yang bisa Haruto lakukan sebagai pelarian, tidak baik memang tapi ia juga tidak tahu bagaimana melampiaskan perasaannya yang campur aduk antara marah, kecewa, sedih dan lain-lainnya.

Apa ia terlalu berharap kepada Greysia untuk menyukainya seperti gadis itu menyukai Biru dahulu? Apa sekarang Haruto yang dulu tidak berperasaan menjadi lemah hanya karena seorang gadis? Ah, sial.

"Tambah lagi," pintanya kepada seorang barista pria yang berada di bar tersebut.

Saat ia ingin menenggak alkohol itu lagi tiba-tiba tangannya ditahan oleh tangan seseorang.

"Cukup," Haruto menoleh ke sampingnya dan mendapati Sendy yang menatapnya dengan tajam.

"Lepasin!"

"Lo udah terlalu mabuk, sebenernya ada apa lagi sih? Hah?"

Perlahan Haruto menaruh gelasnya diatas meja, lalu ia menghela nafasnya.

"Kenapa semuanya jadi rumit? Seharusnya diawal aku gak ngelibatin perasaan, karena aku tahu mengharapkan sesuatu sama orang yang hatinya udah tertutup buat siapapun enggak akan berhasil dan ujung-ujungnya aku yang bakal ngerasain sakit itu sendirian."

"Jadi maksud lo, lo nyesel?"

Haruto mengangguk pelan, "Bisa dibilang kaya gitu,"

"Lo nyesel udah suka sama Greysia karena dia gak suka sama lo? Gitu maksudnya?"

Haruto mengangguk lagi, "Aku cuma orang asing katanya." ujar Haruto kemudian ia tertawa hambar.

"Kalo lo gampang nyerah kaya gini berarti lo kalah sama calon istri gue. Tiga tahun Elis ngejar-ngejar gue yang dulu sama sekali enggak punya perasaan lebih sama dia, tapi akhirnya perlahan-lahan gue mulai tertarik sama dia. Lo tahu kan istilah kalo batu ditetesin air berkali-kali batu itu pada akhirnya juga akan berlubang, itu sama kaya perasaannya Greysia sekarang. Kalo lo terus nunjukin kalo lo serius suka sama dia perlahan-lahan mungkin dia bakal luluh sama lo. Gak ada yang gak mungkin, Haruto." papar Sendy.

Haruto masih bergeming.

"Ruto, mungkin di mata Greysia lo itu Biru tapi versi terburuknya." ujar Sendy yang membuat Haruto langsung menatapnya.

"Makanya, lo harus perbaiki diri lo dulu. Kalo lo butuh pelampiasan bukan kaya gini caranya."

Haruto berdecak lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Aku mau pulang,"

"Dengan keadaan lo yang kaya gini? Gue yakin Tante Sinta bakal marah besar kalo dia tahu lo mabuk kaya gini." ujar Sendy yang membuat Haruto menghentikan pergerakannya.

"Gue punya apartemen disekitar sini, lo bisa nginep disana sampe bau pengar lo itu hilang." sambung Sendy.

•Who Are You?•

Dear Blue : Who Are You? [Completed]Where stories live. Discover now