12. I Wanna Be With You

194 115 37
                                    

ANNYEONG YEOROBUN! BUDAYAKAN VOTE & KOMEN SETELAH MEMBACA YA!

Happy reading...

Part 12. I Wanna Be With You

I still with you
I'm still here
When we first met
Do you still remember

•Who Are You?•

Damian terus menarik tangan Greysia untuk terus berlari, dan pada akhirnya mereka berdua sampai disebuah jembatan yang membuat Greysia terdiam seketika.

Nafas mereka berdua terengah-engah, Damian menoleh kearah Greysia sambil mengatur deru nafasnya. Ia melihat gadis itu hanya diam saja yang membuatnya panik.

"Grey," Ia mengguncang bahu Greysia perlahan, hingga membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya.

"Eh, iya?"

"Kamu gak kenapa-kenapa?"

Greysia tersenyum kemudian ia menggelengkan kepalanya, "Enggak, kok."

Damian hanya mengangguk lalu ia mendekat ke pembatas jembatan tersebut.

"Kenapa kamu ngajak aku kesini?" tanya Greysia yang membuat Damian kembali menoleh kepadanya.

"Karena tempat ini pasti jadi tempat pelarian ku kalau waktu ada masalah."

"Sejak kapan?"

"Hm, dua sampai tiga tahun yang lalu."

"Di sini juga suasananya beda sama tempat lain, kamu bisa lihat bulan sedekat ini cukup naik ke pembatas jembatan aja. Terus lihat itu," Damian menunjuk pantulan bayangan bulan yang berada di air sungai.

"Bayangan bulan yang ada di sungai aja cantik." sambungnya.

Greysia hanya diam saja, ia hanya memperhatikan air sungai yang mengalir tidak begitu deras itu. 7 tahun yang lalu, di tempat ini adalah saksi bisu pertemuannya dengan Biru.

Tempat ini menjadi tempat kisahnya dimulai. Kisah seorang gadis remaja nakal yang bertemu dengan laki-laki baik seperti Biru. Kisah seorang gadis yang berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan perhatian dari seorang Biru. Kisah seorang gadis yang di tinggalkan begitu saja... oleh Biru.

Semua itu berasal dari tempat ini.

Dan kisah itu telah lama usai di makan oleh waktu.

"Aku mau kamu luapin semua apa yang kamu rasain," ujar Damian.

"Caranya?"

"Teriak, teriak sekencang mungkin supaya semesta tau seberapa menderitanya kamu."

Greysia menatap Damian dengan ragu. Namun, Damian hanya tersenyum sambil menepuk pundaknya memberi semangat walaupun hanya dengan tatapan matanya.

Greysia menghela nafasnya, ia menggenggam erat besi pembatasan jembatan itu.

"AKU SAYANG SAMA KAMU BIRU!"

"AKU CINTA SAMA KAMU!"

"TAPI KENAPA TUHAN GAK ADIL SAMA KITA! KENAPA TUHAN NGAMBIL KAMU DARI AKU!"

"INI SEMUA GAK ADIL!"

Air mata tiba-tiba menetes hingga membahasi pipinya, seolah-olah air mata ini tidak akan habis walaupun ia sudah lelah untuk menangis. Menangisi seseorang yang tidak akan pernah bisa kembali.

Dear Blue : Who Are You? [Completed]Where stories live. Discover now