11. Pembalasan

199 123 21
                                    

ANNYEONG YEOROBUN BUDAYAKAN VOTE & KOMEN SETELAH MEMBACA YA!

[Disarankan untuk memutar lagu Breaking Down-Ailee]

Happy reading...

Part 11. Pembalasan

Semua orang pasti punya beban mereka masing-masing.

•Who Are You?•

Brakk!

Donny meringis kesakitan saat Haruto menyeret dan membantingnya ke tembok. Ia berusaha untuk berdiri sambil menatap Haruto yang sedang tertawa kecil saat melihat dirinya.

"Gimana di maafin, gak?" tanya Haruto sambil berjalan mendekat kearah Donny.

"Hm, kayaknya gak di maafin, tapi bener sih. Orang kaya kamu itu emang gak pantes buat di maafin."

Lalu Haruto menepuk pipi kiri Donny dengan telapak tangannya.

"Kamu pantesnya itu ma-ti." ujar Haruto yang lagi-lagi membuat Donny kembali menelan salivanya dengan susah payah.

Aura gelap yang keluar dari diri Haruto semakin membuatnya ketakutan. Di mata Donny, Haruto lebih menyeramkan daripada setan ataupun iblis. Tatapannya yang menusuk bisa saja melukai secara perlahan.

Haruto mengeluarkan sebuah pisau dari balik jaketnya, ia terus berjalan mendekat kearah Donny.

"Pisau. Benda ini kan yang buat saudara saya mati?" Haruto menjeda ucapannya sambil tersenyum remeh kepada Donny.

"Kamu bakal ngerasain apa yang saudara saya rasain waktu itu." desisnya.

Saat ini, malam ini, mungkin akan menjadi malam terakhir Donny bisa bernafas. Sekarang ia hanya bisa pasrah akan takdirnya, mati ataupun hidup ia akan mensyukuri semuanya. Dan masa lalu, ia akan jadikan pelajaran hidup dihari berikutnya atau bahkan di kehidupan selanjutnya.

"Goodbye, may hell await you." ujar Haruto.

"HARUTO!"

Teriakan itu menggema di seluruh penjuru gudang yang sudah tak beroperasi itu. Sebelum menancapkan pisaunya ke tubuh Donny, teriakan itu membuatnya langsung menghentikan aksinya.

Haruto membalikkan tubuhnya dan melihat Yoshi kakaknya sedang berdiri sambil menatapnya tajam.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Tidak ada. Hanya saja, aku cuma mau beri dia balasan atas semua perbuatannya." balasnya.

"Kamu gila?! Anak orang bisa mati karena berbuatan kamu!" bentak Yoshi hingga urat-urat lehernya terlihat.

"APA KAKAK JUGA LUPA KALAU SAUDARA AKU MATI JUGA GARA-GARA DIA!"

Mendengar itu Yoshi mundur satu langkah, ia tertawa sumbang. Ia bahkan melupakan satu kenyataan yang sampai saat ini masih membuat hatinya hancur. Tapi baginya, cara yang digunakan oleh Haruto sangatlah salah.

"Tapi bukan gini caranya, ini salah, Ru." Walau dengan suara yang parau, ia tidak ingin menangis di hadapan adiknya.

Ia juga tahu, kalau mereka berdua sama-sama hancur atas kepergian Biru.

"Terus, aku bakal biarin orang yang udah bunuh Biru hidup bahagia gitu aja?"

"DIA HARUS NGERASAIN APA YANG BIRU RASAIN WAKTU ITU! KELUARGANYA HARUS NGERASAIN APA YANG KITA RASAIN KAK! MEREKA HARUS NGERASAIN GIMANA SAKITNYA KEHILANGAN ORANG YANG MEREKA SAYANG!"

Dear Blue : Who Are You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang