10. Sekamar

61 6 0
                                    

Setelah menghabiskan waktu sekitar 40 menit berada didalam mobil. Kedua manusia dewasa itu, mengantar kedua anaknya menuju kamar mereka. Sedangkan barang-barang lainnya, diantar oleh pak satpam dan pak sopir yang turut membantu. Tak banyak memang, hingga kedua pekerja pria itu bisa mengangkut sekali jalan saja.

Berada dalam satu ruangan dengan orang baru, tentu membuat Zeeia merasa canggung. Namun sebisa mungkin Zeeia menormalkan semuanya. Hingga tak lama setelah itu, kedua orang tua Agler pergi meninggalkan keduanya. Meninggalkan petuah yang membuat hati Zeeia menghangat karena terharu.

Kepergian kedua orang tua tadi memberikan dampak yang begitu signifikan. Zeeia seorang wanita yang pendiam, berada dalam satu ruangan bersama seorang pria yang menjadi musuhnya beberapa hari yang lalu. Keadaan menjadi sunyi seakan tak berpenghuni. Entah Zeeia ataupun Agler, keduanya enggan untuk membuka kalimat.

Sebelum bangkit Zeeia sempatkan melirik pria yang sedang fokus pada kegiatannya didepan komputer. Dan ia yakin jika fokus pria itu masih ada didalam sebuah game.

Zeeia menuju kamar mandi didalam kamar ini, untuk sekedar membersihkan sebagian tubuhnya dari debu-debu yang menempel. Tak lupa mengganti pakaiannya dengan setelan piyama dengan motif beruang pemberian mertuanya, supaya nyaman saat tertidur nanti.

Gadis itu kembali setelah semua urusannya  usai. Hanya tinggal satu langkah lagi menuju alam mimpi. yaitu skincare! Bagaimanapun juga dirinya adalah wanita, yang ingin terlihat cantik seperti wanita pada umumnya.

Kakinya melangkah, menuju tempat yang sudah disediakan oleh keluarga suaminya, sebagai tempat untuknya mempercantik diri.

Bagian dari ruangan ini, terlihat begitu cantik. Kaca besar yang dipenuhi lampu setiap pinggirnya, peralatan makeup ternama yang sangat lengkap dan beragam side-nya, beberapa perhiasan kecil mulai dari anting, cincin, gelang sampai penghias rambut tertata rapih di setiap laci. Dan ini semua membuatnya mengerti satu hal, alasan dibalik permintaan Harumi mengenai ukuran setiap jemari serta pergelangan tangannya.

Namun, dibalik lengkapnya semua ini. Ada satu hal yang membuat Harumi begitu merasa bersalah. Skincare! Ya, Harumi tak tahu jenis skincare apa yang digunakan Zeeia, sehingga satu laci kosong karena itu.

Zeeia tak begitu masalah, karena semua penyambutannya begitu membuat Zeeia merasa dihargai. Disetiap peralatan yang ada dikamar ini, adalah produk baru. Dan Harumi mengakui sendiri, jika semua ini, ia yang memilih demi membuat Zeeia merasa nyaman.

Apalagi, persiapan yang mereka lakukan hanya membutuhkan waktu sekitar satu hari. Kan Zeeia semakin terharu mendengarnya.

Atensi Zeeia teralihkan dengan dua koper besar serta satu tas berukuran sedang yang belum sempat ia bereskan, tergeletak diujung ruangan.

Keningnya menyeringit, mengingat sebuah mini bag yang tak ada dalam pencariannya. Kedua kakinya melangkah, mendekati ketiga benda bawaannya. Takut-takut jika mini bag tersebut, tertimpa beratnya koper serta tas yang ia bawa.

Ia bersyukur namun juga mengumpat, saat benda yang ia cari tak ada ditempat yang ia curigai. Hingga tak lama kedua koper serta satu tas, menjadi keganasan Zeeia yang mulai termakan emosi.

Semua isi yang ada didalamnya ia acak-acak, demi mencari mini bag miliknya. Berusaha mengontrol emosi saat mengingat jika ini bukanlah ruangan pribadinya sendiri. 

"Cari apa?" Demi apapun, Zeeia berani bersumpah! Jika ia begitu kaget mendengar suara bass yang keluar dari mulut lain diruang ini.

Zeeia mengumpat dalam diam, lantas menggeleng. Ia masih begitu malas untuk berbicara dengan pria yang ia yakini sedang berada dibalik tubuhnya. Karena ingatannya masih berada pada kejadian-kejadian beberapa hari lalu. Dimana perselisihan antara keduanya yang mengakibatkan permusuhan antara Zeeia dan Gibran.

LOVE ME?Where stories live. Discover now