03 • Pertemuan pertama

352K 40.8K 2.3K
                                    

Aruza Roselin, gadis berumur 10 tahun yang saat ini tengah berdiam di depan sekolahnya, menunggu kakaknya datang menjemput.

Ruza telah menunggu selama dua jam namun kakaknya tak kunjung datang untuk menjemput. Gadis manis itu akhirnya memilih pulang dengan berjalan kaki.

Saat sampai di rumah, Ruza berganti baju lalu menggoreng telur untuk lauk makannya.

Sore harinya Ruza berdiam di depan pintu rumah, menanti kakaknya yang tak kunjung pulang. Ruza takut jika sendirian di rumah, jadi gadis itu lebih memilih berdiam dan menunggu di depan rumah.

Setelah beberapa saat kakak Ruza datang. Gadis itu langsung berlari, menuju kakaknya yang masih berada di atas motor. Saat kakaknya melepas helm, matanya melihat memar di wajah kakaknya.

"Kakak," panggil Ruza sambil memegang lengan kakaknya.

Kakak Ruza hanya diam dan turun dari motor lalu meninggalkan Ruza yang masih berdiam di garasi. Namun dengan cepat Ruza berlari menyusul kakaknya. Gadis itu mengikuti kakaknya sampai ke kamar kakaknya.

"Kak," panggil Ruza lagi sambil meraih jaket kakaknya.

Kakak Ruza tidak menanggapi panggilan Ruza. Cowok jangkung dan tampan itu berganti baju lalu mengobati lukanya.

Ruza menyentuh lengan kakaknya yang terluka. "Sakit?" tanya gadis itu.

Kakak Ruza lagi-lagi tidak menanggapi dan membiarkan apa yang Ruza lakukan. Cowok itu memilih fokus mengobati lukanya.

Kakak Ruza yang tidak menanggapi pertanyaan Ruza membuat Ruza kembali bertanya. "Lengan kak Hades kenapa?" tanya Ruza, merasa sedih melihat memar di tangan kakaknya.

Hades menatap Ruza. "Gapapa," sahut cowok itu.

"Mau Ruza bantu obatin?"

"Gausah." Hades membereskan kotak obatnya. Menuju ke dapur, hendak memasakkan makanan untuk Ruza. "Udah makan?" tanya Hades, karena telur yang tadinya berjumlah 6 menjadi 5.

"Udah, tadi Ruza masak telur sendiri."

Hades duduk di kursi dan memegang wajah adiknya. "Dirumah dulu. Gue mau keluar lagi."

"Mau ke mana? Ruza ikut ya?" tanya Ruza, menatap kedua bola mata kakaknya, berharap kakaknya mengijinkannya untuk ikut.

"Diem di rumah!" perintah Hades dengan nada yang mulai kasar. Jika menggunakan nada lembut adiknya akan semakin melunjak.

"Tapi Ruza mau ikut Kak Hades."

Hades menghela napas, tidak memedulikan Ruza. Cowok itu berjalan ke kamar, kembali memakai jaketnya lalu pergi ke luar, hendak menaiki motornya.

"Kak, Ruza ikut," rengek Ruza.

Dari atas motor Hades sedikit menunduk dan menatap wajah adiknya. "Kalo mau ikut jangan nangis!" ucap Hades dengan tegas.

Bibir Ruza cemberut, gadis itu mengelap air matanya lalu memegang lengan sang kakak.

"Ruza naik?"

"Ganti baju dulu!"

"Baju apa?"

Hades melepas helmnya, merapikan rambutnya sambil menghela napas. Cowok itu turun dari motor dan langsung menggendong Ruza. Setelah sampai di kamar adiknya, Hades membuka lemari dan lagi-lagi cowok itu menghela napas.

"Baju warna hitam?" tanya Hades karena hanya melihat deretan baju berwarna cerah di lemari Ruza. Ia yang membelikan adiknya baju, namun ia tidak sadar warna apa saja yang ada di lemari adiknya.

Ruza turun dari gendongan Hades, berlari menuju lemari satunya dan membuka laci paling bawah. Gadis itu mengambil sebuah rok dan menunjukkannya pada Hades.

THEORUZ: Guarding My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang