04

6.6K 651 47
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kini pemuda itu benar-benar dalam keadaan yang tidak baik, dirinya terbaring di brankar rumah sakit dengan di temani beberapa alat bantu hidup. Di dalam ruangan hanya ada suara alat Elektrokardiogram, dimana alat tersebut mendeteksi detak jantung.

Di sisi lain. Diluar ruangan Haechan hanya bisa menatap sahabatnya dari luar sebab tak di ijinkan untuk masuk ke dalam ruangan. Haechan tak hentinya meneteskan air mata, dirinya bahkan tak sekolah pagi ini demi sahabat nya yang tengah berjuang untuk hidup.

"Selamat pagi tuan."

Haechan menoleh saat mendengar suara bariton tersebut, terlihat sang dokter tampak menghela nafas.

"Saya ingin memberitahu bahwa jika keluarga dari pasien mengijinkan, kami dari pihak rumah sakit ingin menjalankan operasi pengangkatan tumor yang ada di otak pasien."

Haechan tampak menimbang, jikapun meminta izin pada keluarga sahabatnya. Apakah mereka akan peduli? Haechan menghela nafas berat, dirinya harus menyelamatkan sahabatnya.

"Lakukan yang terbaik untuk sahabat saya dok, dia hanya memiliki saya saat ini." Sang dokter tersenyum kemudian memasuki ruangan yang di tempati pemuda manis itu.

Dengan keseluruhan ke ihklasan dari Lee Haechan, dirinya rela menggunakan setengah tabungannya untuk Renjun. Dalam pikirannya Renjun harus sembuh, harus!

Haechan dapat melihat sebuah brankar di dorong keluar dari ruangan sebelumnya, haechan dapat melihat dimana sosok rapuh yang tengah berjuang hidup, dan tubuh yang sama sekali tak berdaya.

'Kau kuat!'

'Harus kuat!'

'Harus hidup setidaknya kau harus hidup untukku'

'Hyo bertahan!'

'Bertahan hingga operasi selesai!'

'Doa ku pada Tuhan selalu menyertai mu!'

Haechan tak berhenti mengucap doa dalam hati untuk sahabatnya, Haechan di hadang dua suster saat tungkainya terus masuk ke dalam ruangan operasi.

"Mohon tunggu di luar tuan!"

Pemuda berkulit tan itu mengusap wajahnya kasar, beberapa menit kemudian salah satu suster keluar dan menemui haechan.

"Permisi tuan, pasien sempat sadar sekarang dan ingin bertemu dengan tuan."

Haechan segera masuk tanpa aba-aba namun sampai di sana dirinya juga tak dibiarkan menyentuh sahabatnya, namun setidaknya Haechan sudah melihat Renjun.

[✓] Undesirable | JaerenWhere stories live. Discover now