Popi's spell

14.9K 2.4K 24
                                    

Aku mendudukan tubuh yang lelah ini, di kursi kayu yang biasa ibu dan ayah pakai untuk berbincang sambil memandangi keindahan desanya ini.

Aku sendiri masih tidak percaya akan makhluk mungil yang berada di pundaku ini. Tupai? yang benar saja. Lagi pula sihir, memangnya di sini ada sihir?

"Eh Lily? Yaampun, itu tupai? Darimana kamu mendapatkan tupai lucu ini?" Tanya ibu yang baru saja keluar dari rumah.

"Lily dapat dari peri cantik."

Ibu terlihat bingung dengan jawaban ku, "Peri? Peri itu hanya dongeng Lil, berhenti bercanda." Ibu melipat tangan sambil memutarkan bola matanya.

Aku menggaruk rambutku, "Iya bukan peri, tapi perempuan yang memiliki sihir. Tapi dia baik ko."

"Lily, kamu sudah besar loh. Kapan otakmu itu berevolusi, hm?"

Mataku melolot tajam mendengar perkataan ibu, "Ibu, yang benar saja!" Jawabku kesal.

"Kamu itu yang apa-apaan, di dunia ini mana ada sihir?"

Aku memutarkan bola mataku malas, "Yasudah kalau tidak percaya."

Ibu mendengus lalu menjulurkan jarinya kearah Popi, "Hei tupai kecil, siapa nama mu?"

"Popi." Jawabku yang sontak saja membuat ibu melotot tajam.

"Diam ya, ibu tidak bertanya pada manusia jelek."

"Kalau Lily jelek, itu tandanya ibu juga jelek."

"Lily!"

"Kikkikkikkik."

Mata ibu melotot sempurna saat mendegar suara cekikikan di pundakku. Tunggu, di pundakku? Aku langsung mengambil Popi dengan tanganku.

Dan terlihatlah dia yang tertawa dengan tangan yang berusaha menutupi mulutnya.

Aku dan ibu saling bertatap, lalu ibu membuka suara, "Lil?..."

"L-lily tidak bohongkan?"

~~~

Setelah insiden Popi yang tertawa dan ibu yang shock. Aku akhirnya masuk ke kamarku dan ya... disinilah aku. Duduk di kursi dan sedang memikirkan kata apa yang harus aku bubuhkan dalam kertas ini.

Aku ingin bercerita kepada Alden tentang Popi. Namun jujur saja aku tidak terlalu yakin akan hal itu. Waktu pengiram surat dari sini ke kekaisaran cukup memakan waktu. Dan Hugo juga sedang tidak main kesini.

Dan lagi, jujur saja setelah mengambil tanggung jawabnya di kekaisaran, Alden sedikit menjadi tak terjangkau. Tidak, maksud ku dia terasa sedikit jauh.

Sudah bertahun-tahun aku tidak bisa bertemu dengannya. Kekaisaran sangat tertutup, berita tentang kekaisaran seakan lumaya sulit untuk didapat. Berita yang beredar selama ini hanya tentang kesehatan kaisar, pencapaian, dan prestasi kekaisaran.  Bahkan Alden tidak mendapatkan upacara kedewasaannya.

Sedangkan Ashton, dia dikabarkan memundurkan upacara kedewasaannya. Entahlah apa alasanya, namun yang pasti upacara itu akan diselenggarakan sebentar lagi. Ya, sebentar lagi dia berumur 19 tahun.

Oh Lily, betapa setianya kamu masih mengingat segala hal tentang mantan temanmu yang laknat itu.

Ah apa? Valerie? Wanita itu tentu saja akan bersama dengan Ashton si budak cinta. Si calon permaisuri yang agung dan terkenal di seluruh penjuru Leincester, tidak akan tidak menunjukkan batang hidungnya di pesta yang berharga.

Upacara kedewasaan Ashton tentu saja acara yang sangat berharga. Kenapa? tentu saja untuk menjalin relasi, sekutu, dan segala hal politik yang bertujuan untuk tahta dan kekuasaan.

Apalagi keluarga Jovanka yang haus akan kehormatan dan harta. Orang-orang termasuk Ashton tidak melihatnya, karena memang mereka bermain dengan cerdik. Kenapa aku bisa tau? Kalian lupa kalau aku itu Julia?

Tiba-tiba saja jari telunjuk ku terasa bergoyang. Popi? Dia melihat kearahku lalu menunjuk kearah kertas yang sedari tadi terbiarkan kosong.

"Kau ingin aku menulis sekarang?" Tanyaku dan dia mengangguk dengan semangat.

"Tapi aku tidak tahu akan menulis apa." Aku menjatuhkan kepalaku keatas kertas itu.

Popi bediri di depan wajahku. Dia menepuk dadanya, seakan berkata 'tulis tentang aku'.

Aku mengangkat kepalaku lalu bertanya, "Kau ingin aku menulis tentang mu?"

Lagi-lagi dia mengangguk, "Apa tidak masalah?" Dia mendekat dan memegang jari telunjuk-ku sambil menggelengkan kepalanya.

"Citcitcit." Popi bersuara lalu meletakkan tangan mungilnya ke atas kertas.

Aku tak bisa berhenti berkata 'Wow' pada saat itu. Kertas yang tadinya kosong, sekarang terisi hiasan dan gambar Popi dan aku, dengan Popi yang sedang tersenyum berdiri di atas tanganku.

"Popi, aku sayang kamu!"




TBC


Hi? Apa kabar?

–Loveyall❤

I'm Yours Kaisar!Where stories live. Discover now