Apakah ini?

18.6K 3.1K 97
                                    

Lily sedang menulis surat untuk ayah dan ibunya yang sedang di luar kota. Lily ingin mereka cepat pulang untuk merayakan ulang tahun Alden, namun Lily tahu kalau perjalanan ibu dan ayah-nya ini perjalanan kerja.

Kenapa saat Alden akan beranjak dewasa semua orang malah sibuk dengan dunia mereka sendiri? Pikir Lily. Bahkan yang ulang tahunnya-pun belum menunjukan batang hidungnya sejak kemarin.

Padahal Lily sudah membayangkan membawa Alden ke pusat kota yang ramai untuk melihat kembang api yang di temani butiran salju kecil yang menguyur. Pasti sangat indah.

Lily melipat surat yang belum dia selesai tulis. Lalu beranjak dari duduknya, berjalan kearah belakang mansion tempat para anak-anal Lily berada.

"Dizzy sayang dimana anak-anak mu?"

Tanya Lily kearah Dizzy yang sedang berbaring sambil memakan wortel. Ruangan ini hangat dan besar, disini tidak hanya ada Dizzy namun ada Momo dan keluarganya ada anak-anak Lulu dan Hugo. Semua bersatu disini, namun anak bungsu Dizzy tidak tahu kemana. Padahal hari sudah malam, Lily khawatir jika dia keluar.

"Ih dasar ibu durhaka kau Dizzy, anak mu hilang malah asik makan." Lily menepuk keningnya sendiri, tak habis pikir pada ibu Dizzy yang terhormat ini.

"Lily, sedang apa?"

Lily mengerjap tegang, lalu berdiri dari jongkoknya. Membalikan tubuhnya, dan betapa terkejutna Lily melihat alden yang di temani Kupi si bungsu anak Dizzy.

"ALDEN?!" Pekik Lily yang di tanggapi kekehan oleh Alden.

"Kaget ga? Kagetlah masa engga!" Kata Alden sambil tertawa ngakak.

Lily mendekat lalu menonjok perut Alden cukup keras sampai Alden menggaduh sakit. Sedangkan Kupi langsung bergabung bersama ibu dan saudaranya.

"Kemana saja kamu?"

Alden tersenyum, "Rahasia." Kata Alden yang membuat Lily melotot tajam.

"Lily kenapa kamu masih saja kecil sih?!" Tanya Alden frustrasi, padahal Alden ingin memeluk Lily, tapi Lily pendek.

"Hei! Aku-kan memang masih kecil tau!"

"Masih kecil tapi sudah seperti orang tua! Cerewet, nakal, suka ikut campur urusan orang dewasa!"

Lily melotot mendengar perkataan Alden. Darahnya mendidih sampai rasanya akan menyembur seperti air mancur! Hancur sudah reputasi Lily!

"Alden sialannnn!!!!" Pekik Lily langsung menubruk Alden sampai jatuh, lalu memukulinya dengan membabi buta. Panas sekali darah Lily dikatai seperti orang tua!

"Arghh Lily, ampunnn!"

"Tidak ada kata ampun! Alden banci!!"

Alden pasrah di bully oleh Lily. Biarkanlah tubuhnya dianiyaya, Alden ikhlas menyenangkan istri masa depan. Batin Alden.

"Huh hah... Capeee!" Rengek Lily lalu mengulingkan tubuhnya kesamping dari atas butuh Alden.

"Kalau kamu lelah tidur saja, aku temani."

Lily mengalah akhirnya dia tertidur di pelukan Alden. Lily bahkan tidak sempat berpikir kalau dirinya tidur di rumah para anak-anaknya.

'Biarlah tidur dengan para hewan peliharaan Lily, yang penting adalah bisa memeluk tubuh Lilyku tercinta.' Batin Alden sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

Mereka berdua tertidur pulas sambil berpelukan, dengan kepala Lily yang menelusup kedada Alden. Keduanya sama-sama mencari kenyamanan dari tubuh masing-masing.

Tiga Puluh menit berlalu, suara pintu ruangan yang berdecit terbuka tidak membangunkan dua insan yang sedang menari di alam mimpi itu.

Sedangkan si rusuh Leo yang membuka pintu terkejut bukan main, Leo menututp mulutnya dengan dramatis.

'Tidak bisa dibiarkan!' Batinnya.

"OH MY GAWD! MATA SUCIKU! AKAN KU ADUKAN KALIAN BERDUA PADA AYAH DAN IBU!"



TBC

Makasih banget buat kalian yang setia membaca ceritaku ini😻❤

–Love y'all💋

I'm Yours Kaisar!Where stories live. Discover now