Pseudo?

34.3K 4.4K 130
                                    

hey, aku balik lagi!
oiya aku kasih music ya. selama nulis cerita ini, folkmore (folklore, evermore) adalah sumbangan motivasi terbesar untuk ku😿
Big love for mom T💓 n ofc for y'all too guys💜 

×°°°×

Aku tidak pernah mengharapkan sesuatu seperti ini sebelumnya. Semua kebahagiaan ini terlalu menyilaukan sampai rasanya akan hilang secepat kilat. Aku tidak tahu harus bertingkah seperti apa selain menangis. Kebahagiaan yang sebelumnya terasa semu, bahkan seakan tidak mungkin ku dapatkan, namun sekarang... tampa ragu aku bisa menyentuhnya. Walaupun dengan ditemani rasa takut kehilangan yang membelenggu.

Di usiaku yang 6 tahun ini aku berharap yang terbaik untuk diriku. Usia psikisku yang sudah berumur 17 tahun saat ini rasanya sudah tidak berguna. Aku ingin membuang semua kenangan masalalu ku. Semuanya. Tanpa terkecuali.

Selama ini aku selalu takut akan mati muda, entalah rasanya kematian ku sebelumnya terasa sangat familiar seakan aku sudah mengalami ribuan kali mati saat masih muada. Haha! aku tau itu konyol.

Tapi percayalah aku masih bisa merasakan bagaimana sesak dan menyakitkannya rongga dada ku yang menyempit, menghimpit organ dalamku. Rasanya sampai aku lupa akan kematian, sangat menyakitkan sampai tidak bisa terpikirkan kematian.

Dengan semua tingkah konyol ku, aku pikir tidak akan ada orang yang akan mengetahui ketakutanku yang satu ini. Semoga saja.

Aku melihat Ayah, Ibu, Leo, Alden, Ashton, Permaisuri semuanya menebar tawa kebahagiaan yang terpancar indah bagaikan sinar matahari bagi menyapa bumi.

Beruntung Permaisuri tidak mau ikut campur tentang masalah Alden. Katanya, "Alden, aku tidak akan melaporkanmu kepada yang mualia Kaisar, tenang saja. Aku hanya ingin anakku Ashton bahagia bersama teman-temannya. Aku tidak mau melihat Ashton yang murung karena terlalu banyak belajar."

Satu minggu setelah hari ulangtahunku, saat ini di akhir minggu kami berkumpul berpiknik bersama menikmati matahari pagi. Ibu membawa banyak makanan untuk kami nikmati, sedangkan Permaisuri dia memberi banyak hadiah untuk ku, Leo dan Alden.

Sedangkan para kurcaci yang sudah bertumbuh besar yaitu Hugo, Momo, dan Lulu sedang entah kemana. Mereka selalu menghilang saat mereka ingin sendiri.

"Lily kenapa akhir akhir ini kau sering melamun?"

Aku terhentak menoleh kearah Alden yang sedang menatapku serius. Aku tersenyum kearahnya, "Lily hanya bahagia memikilkan semua ini Alden."

Alden mengerutkan alisnya, "Kalau bahagia membuat mu murung, lebih baik kamu tidak usah bahagia Lily. Aku ingin melihat Lily yang dulu penuh semangat!" Ucapnya sambil memegang tanganku.

Tidak usah bahagia ya?

Iya sepertinya aku memang harusnya tidak usah banyak memikirkan kebahagiaan ini. Aku takut semua ini benar-benar akan menghilang. Aku menatap Alden serius, lalu dengan cepat aku memeluknya erat. Alden yang mendapatkan pelukanku secara tiba-tiba-pun sempat kaget namun dia dengan cepat pula langsung ikut memeluk-ku.

"Telimakasih Alden selalu ada disisi Lily.."

Seusai aku mengucapkan itu, Alden semakin saja mengeratkan pelukannya. Sampai tiba-tiba teriakan Leo mengahancurkan suasana,

"IBU ALDEN BERBUAT CABUL!"

····

Saat ini aku, Alden, Ashton, dan Leo sedang berpose untuk di lukis. Ya! Permaisuri membawakan pelukis handal ke tempat berpiknik kami. Ingin dipajang untuk kenang-kenangan, katanya.

Leo yang paling heboh ingin dilukis, dia sampai meminta sisir kepada ayah dan ibu. Narsis sekali anak itu. Ah bicara tentang Leo, setelah membuat hoax Alden yang berbuat cabul. Dia langsung saja terkena instant karma, setelah berteriak Alden cabul dia berlari akan melaporkan kepada ayah dan ibu namun naas. Pantat Leo harus terpatuk bebek saat melewati kawanan bebek yang sedang berbaris menuju sungai.

Dia histeris dan ya... dia melupakan 'Alden cabul'. Setelah itu barulah Permaisuri memanggil pelayannya dan menyuruh pelukis datang.

"Ashton senyum nak, kenapa muka mu seperti itu?"

Aku ingin terbahak-bahak rasanya,  sudah hampir 15 menit kami berpose seperti ini. Dan permaisuri selalu menyuruh Ashton untuk tersenyum, padahal anak itu maunya ya gaya sok cool ala ala pangeran. Ya memang dia pangeran si.

Ahh semesta... Ku mohon semoga saja kebahagiaan ini bukanlah kebahagiaan semu yang besok akan menghilang tanpa bekas.

TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1. yang pake baju biru tua Alden ya, dia paling besar tapi anggap aja rambutnya blonde kaya Lily.
2. yang pake dasi merah itu Leo mukanya kalem (engga deng itu sengaja dia kalem-kalemin😹)
3. dan yaa yang duduk dibawah itu Ashton si pangeran cilik, tapi seharusnya rambutnya dia item.
rambutnya Ashton sama Alden ketuker di lukisan ini hiks😿

*Kalian ada yang sadar ga kalo si alden modus?😿 tangannya itu..

Bye bye—

I'm Yours Kaisar!Where stories live. Discover now