It's The Time 2

16.3K 2.8K 65
                                    


HI!
APA KABAR? SEMOGA BAIK-BAIK SAJA.
MAAF UNTUK UPDATE YANG LAMA, TUGAS MENUMPUK BAGAIKAN JERAMI.
MOHON PENGERTIANNYA :'(
DAN UNTUK KALIAN YANG SETIA MENUNGGU, MEMBACA, BAHKAN MEM-VOTE, AKU UCAPKAN BANYAK-BANYAK TERIMAKASIH UNTUK KALIAN!❤💛



*******


Aku benar-benar tidak siap jika harus kehilangan Alden. Aku yang selalu berada dalam lingkaran kekuasaan Alden. Aku yang selalu bergantung kepadanya. Aku yang bahkan tidak bisa merasa sebahagia ini jika tidak ada Alden dan Leo.

Di saat Ashton yang sekarang bagaikan seseorang yang tidak pernah ku kenal, dan Leo yang hanya pulang pada musim dingin. Aku benar-benar akan sendirian jika Alden pergi.

Tapi aku tidak boleh egois bukan? Julia... Aku hanya jiwa yang yang terperangkap bukan? Apa yang aku harapkan dalam dunia ini? Bukankah kebahagiaan ini sudah lebih dari cukup?

Aku merasakan bahu-ku diusap pelan, ternyata ibu pelakunya.

"Ibu tahu kamu sedih, tapi Alden memang tidak selamanya selalu bersama kita-kan, sayang?"

Aku memeluk ibu dengan erat setelah mendengar perkataannya itu.

"Semuanya pergi meninggalkan Lily, bu." Ucapku dengan lirih.

Ibu mengusap kepalaku dengan lembut, "Tidak ada yang meninggalkan Lily. Lagi pula, Lily masih bisa bertemu dengan Aldenkan?"

Ibu melepaskan pelukannya, lalu memandang mataku dengan senyumannya. "Ayo kita bantu Alden berkemas, Ashton dan Leo bahkan sudah membantu sedari tadi."

Ashton? Aku cukup terkejut anak itu masih mengingat Alden.  Akhirnya aku mengikuti perkataan ibu. Aku dan ibu keluar dari kamar ku dan pergi ke luar. Ternyata semuanya sudah selesai. Aku menghela nafas lega, setidaknya aku masih memiliki waktu beberapa menit untuk melihat Alden.

"Lily kemana saja kau?" Tanya Leo di ikuti Ashton dan Alden yang menatap kearah-ku.

Demi neptunus, aku tidak bisa menahan air mataku. Aku akhirnya berlari kearah Alden dan memeluknya erat. Ingin menyampaikan kepadanya bahwa aku benar-benar tidak rela dirinya pergi.

Alden ikut memeluk tubuh ku yang lebih pendek darinya dengan erat. Kami sama-sama menangis saat ini.

"Lily maafin aku." Bisik Alden dengan lirih.

"Lily tidak mau sendirian, Lily mau Alden!" Akhirnya keegoisan-ku kembali keluar. Rasanya benar-benar tidak bisa mengontrol diriku sendiri saat ini. Kabut kelabu seolah menyelimuti diriku.

"Aku tahu, tunggu ya. Cepat bertumbuh dewasa, aku akan selalu menantimu, Lily."

Alden melepas pelukannya, lalu menangkup wajahku dan menghapus jejak air mata yang berada di pipiku. Jujur saja, aku ingin waktu berhenti saat ini juga.

Kemudian dia mengambil sesuatu dalam kantung jaketnya, dia tersenyum. Lalu berlutut dan mengambil satu tanganku. Mengecupnya, lalu memperlihatkan hal yang tadi ia ambil dari saku jaketnya.

 Mengecupnya, lalu memperlihatkan hal yang tadi ia ambil dari saku jaketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Will you be my queen?"

Demi apapun jika saja ada kasur dibelakang-ku, aku benar-benar akan pingsan saat ini juga. Karena tidak bisa pingsan, aku memilih menangis dengan sesegukan.

Menganggukan kepalaku berulang kali, "Yes i will!"

"IH IBU LILY MASIH KECIL, KO SUDAH DI LAMARRRRRR?!!!!!"

*************




—Loveyall💋

I'm Yours Kaisar!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang