Part 3 - Karma instant

293 103 150
                                    

Layaknya hujan, meski terjatuh sadarlah bahwa kita tidak sendiri.
- Ajiandra

.
.
.

Masih dihari yang sama namun waktu berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih dihari yang sama namun waktu berbeda.

Kini seluruh siswa sudah berhamburan keluar karena bel pulang sekolah baru saja berbunyi.

"Pulang sama siapa lo?" Tanya Sekar sembari merapikan tas nya.

"Dijemput ayah. Sekar duluan aja." Jawab Arunika dihadiahi anggukan dari Sekar.

Setelah itu mereka berjalan keluar beriringan.

Setelah salam perpisahan Sekar meninggalkan Arunika yang masih berada di koridor.

Ia seperti sibuk mencari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Aji.

Namun tak kunjung terlihat. Lalu ia memutuskan untuk berjalan kedepan gerbang sekolah untuk menunggu Aji ataupun Ayahnya menjemput.

Hari sudah nampak mendung. Anginpun berhembus kencang tanpa ragu menghantam rambut berantakan yang terurai dengan sebagian diikat kebelakang serta jaket seragam olahraga yang hanya dijentengnya dibahu.

Sekolah sudah hampir sepi. Aji baru saja berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.

Arunika yang melihat itupun bergegas berlari sebelum Aji melesat pergi.

"Kak pacar!" Panggil Arunika dengan kencang.

Aji hanya pura-pura tak mendengar dan memakai helemnya bersikap acuh.

Dengan nafas memburu Arunika buru-buru naik keatas motor Aji tanpa meminta izin darinya.

"Turun!" Perintah Aji dengan suara pelan.

"Nggak mau. Aru hari ini nggak dijemput. Aru nebeng ya?"

Hanya alibi Arunika, ia bahkan tidak mendapat pesan apapun dari sang Ayah.

"Gue nggak peduli. Gue buru-buru." Ketus Aji.

"Ih, buru-buru kemana sih. Kan ngantar Aru cuman sebentar. Aru nggak minta singgah kewarung-warung kok." Mohon Arunika kepada Aji.

Aji tetap tidak peduli. Entahlah ia sama sekali tidak bersimpati dengan gadis yang nyatanya cantik dan manis ini.

"Gue buru-buru. Gue sibuk. Turun!." Buru-buru ingin menghilang dari Arunika maksud dari hati Aji.

"Masa tega Aru-nya mau ditinggal." Rengek Aru seraya turun dari motor.

"Terserah." Kini Aji menaiki motornya dan memundurkan agar memudahkan ia jalan.

"Padahal kan mau berduaan sama kak pacar. Besok hari sabtu besoknya minggu, Aaaaaa libur ketemu kak pacar dong." Celoteh serta rengekan Arunika yang bahkan sama sekali tak dipedulikan Aji.

ᴀᴊɪɴɪᴋᴀOn viuen les histories. Descobreix ara