Part 1 - Kak pacar

388 130 239
                                    

Sudah setengah semester dari kejadian tersebut.

Kejadian tersebut hanya bagaikan angin lalu bagi Arunika. Ia bahkan bersikap seolah-olah hal tersebut tidak pernah terjadi. Yang ia ingat hanyalah seorang pangeran yang menolongnya saat itu, Siapa lagi jika bukan Ajiandra.

"Kak ale. Kak pacar kok nggak ada." Tanya Arunika dengan ekspresi kecewa buatannya kepada saudara Aji, Aleandra.

Kini mereka sudah berada dikantin. Arunika yang melihat Ale, Jero, dan juga Jenan yang baru saja sampai kantin langsung saja dihampirinya.

"Tanya Jero. Gue kan nggak sekelas sama kak pacar lo." Ucap Ale dengan santai.

Mereka memang sudah terbiasa dengan sifat Arunika yang selalu sok akrab bila bertemu mereka dimana saja.

"Udahlah Ar, kita makan aja dulu nanti kekelas dia." Ucap sekar seraya memegang kedua bahu Arunika.

"Nggak mau. Kan Aru makannya jadi nggak bersemangat, Sekar"

Sekar baru saja ingin membuka suara namun terpotong oleh suara nyaring seseorang yang baru saja datang.

"Halo dedek-dedek gemes. Tau aja abang Haikal yang tampan ini mau kekantin sampai ditungguin gitu." Ucap PD haikal yang baru saja datang bersama Mahen dan Rendra.

"Anjing lu kaya pedo bangsat" ketus Rendra yang di sahuti dengan tawa pecah dari Mahen.

"Halo kakak haikal. Kak pacar mana?" Kini Arunika beralih tanya kepada Haikal.

"Duh kalau itu kakak nggak tau dek. Mungkin lagi boker." Jawaban Haikal tersebut langsung mendapat cubitan pelan dari Jenan yang membuatnya menjerit seperti tikus raksasa yang terjepit.

"Mending Arunika makan aja dulu, Aji lagi ada kerjaan jadi nggak kesini." Ucap Jenan dengan lembut.

Arunika nampak malas tetapi tetap mengangguk mencoba mengerti lalu berbalik diikuti yang sebelumnya kedua temannya terlihat menurunkan sedikit badan mereka beberapa kali tanda meminta maaf kepada Ale dan yang lainnya.

"Kalau bukan pacar Aji udah gue embat tuh cewek." Celetuk Haikal yang dihadiahi dengan toyoran kening dari Jero.

"Pacar palelu. Mau lu digeplak sama Aji?" Ketus Jero.

"Yeuu.. santai dong nggak usah main otot." Ejek Haikal sembari mengusap keningnya.

☀️☀️☀️

"Halo kak pacar. Kak pacar kok tadi nggak makan?" Tanya Arunika dengan antusias.

"Sial." Batin Aji.

Entah mengapa mereka bisa bertemu dikoperasi saat ini padahal jam pelajaran sudah dimulai.
Kalau kata Arunika sih ini takdir.

Yang pasti momen seperti ini adalah hal yang paling dibenci oleh Aji.

Setelah mendapat spidol yang tadi ia perlukan, ia langsung berbalik tanpa menghiraukan Arunika.


Arunika dengan gelisah menunggu pulpen yang ia minta baru saja diambilkan oleh penjaga koperasi.

"Mau di cob..." Ucapan penjaga tersebut terputus kala Arunika menaruh uang pas diatas lemari kaca setinggi dada dan langsung mengambil dua pulpen tersebut lalu berlari mengejar Aji.

"Kak pacar, Kak pacar." Panggil Arunika sembari menyamakan langkah mereka.

Aji nampak tidak menghiraukan sama sekali.

"Kak pacar tadi Aru beli pulpen dua."

Hening tak ada jawaban.

Dengan terus berusaha menyamakan langkah mereka, Arunika tersenyum dengan sumringah.

"Ini yang satunya buat kak Aji biar semangat belajar." Celoteh Arunika sembari menyodorkan pulpen satunya.

Mereka kini menapakkan kaki pada anak tangga menuju kelas Aji. Padahal kelas Aruna berada di lantai satu.

Arunika terus berceloteh membuat Aji sangat geram.

Saat sudah hampir sampai kelas Aji, Arunika tetap mengikuti Aji hingga membuat Aji berhenti.

"Lo mau masuk kelas gue?" Ketus Aji.

"Boleh juga. Saran yang bagus."

"Sinting."
Aji dibuat sangat mendidih dengan sifat Arunika. Ia mengambil pulpen yang ada di tangan Arunika tanda bahwa Arunika harus berhenti mengikutinya.

"Balik." Tegas Aji langsung berlalu menuju kedalam kelas.

Arunika tersenyum tersipu malu hingga tak dapat berkata-kata.

"Jadi malu" ucapnya dengan pelan.

Arunika berjalan dengan cengar-cengir melewati kelas Aji. Dilihatnya Aji yang sudah duduk ditempat duduknya sambil sesekali bercengkrama dengan Jero yang duduk disampingnya.

Mata Aji tak sengaja menangkap sosok Arunika yang berada tak jauh dari pintu.

Hal tersebut tentu kesempatan untuk Arunika. Ia memberi kissbye sembari mengedipkan mata kanannya.

Jero yang melihat ekspresi geram Aji hanya bisa menahan tawanya karena proses belajar mengajar masih berlangsung.

.
.

To be Continue

Gimana guys? Next ga nih?

Sory guys kalau masih banyak typo masih banyak kekurangan juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sory guys kalau masih banyak typo masih banyak kekurangan juga.

Kritik dan saran di persilahkan. Mohon bantuannya~

ᴀᴊɪɴɪᴋᴀWhere stories live. Discover now