"Assalaamu Alaikum Pak, maaf saya telat," ucap Santosa berjalan mendekati Pak Jarwo.

Guru itu mengelus-ngelus jakunya dan mengangkat sebelah alis. "Dari mana saja kamu?" tanya Pak Jarwo.

"Mobil saya mogok Pak, jadi saya telat."

"Ini pertama kalinya kamu telat
Santosa, dan saya akan memberikan hukuman karena kamu telat di jam
pelajaran saya."

Cowok itu mengangguk tanpa mau membantah. "Baik, Pak."

"Sekarang kamu bersihin rumput yang ada di lapangan."

"Baik, Pak." Laki-laki dingin itu pun melangkah pergi dari dalam kelasnya.

Pak Jarwo melanjutkan kembali menerangkan materi yang barusan tertunda.

"Kasian banget tu bocah harus
dihukum gara-gara mobilnya mogok," ujar Lingga menoleh ke belakang teman-temannya.

"Kita bantuin cuy, 'kan dia temen kita juga," saran Gilang.

"Gimana caranya oon, kita aja masih belajar," cetus Delvin memainkan pulpen.

"Gue ada ide," sahut Gilang menaik turunkan alisnya.

"Apa?"

"Sini deketan lo pada." Kedua temannya mendekat dan mendengarkan ide dari sang Gilang.

"Lo yang bilang sama tuh guru," titah Gilang pada Lingga setelah mereka merencanakan sesuatu.

"Enggak ah, gue gak berani jirrr."

"Lo cowok atau cewek? Ciut banget si."

"Gue banci."

"Aamiinin ah biar jadi kenyataan," celetuk Delvin.

"Lo berdua gak ada yang berani? Ya udah biar gue aja." Gilang berdiri dari tempat duduknya lalu mengangkat sebelah tangan pada guru yang ada di depan. "Pak, saya izin ke toilet."

"Mau ngapain kamu?"

"Kepo banget, Pak."

Guru itu menatap dengan tajam pada satu muridnya. "Udah mulai berani sama saya kamu?"

"Enggak Pak, ya ampun bapak  baperan banget si, saya mau berak Pak, bapa mau ikut?"

Saat itu juga gelakkan tawa memenuhi kelas XII IPA 1 membuat guru itu dibuat malu. Pak Jarwo mengebrakan meja membuat mereka semua terdiam.

"Sana keluar kamu," usir pak Jarwo membuat Gilang cepat-cepat keluar dari dalam kelas.

"Makasih, Pak."

Setelah cowok itu keluar dari dalam kelas, pak Jarwo duduk di kursinya kembali lalu pokus pada buku yang dia pegang.

"Vin, kita gimana?"

"Nggak tau."

"Ah elo mah."

"Yaudah gue yang bilang. "Pak saya mau izin ketoilet," ucap Delvin mengangkat sebelah tangannya.

"Saya juga, Pak." Lingga ikut-ikutan mengangat sebelah tangannya seraya
memegang perutnya yang di buat-buat.

"Mau ngapain lagi kalian barengan gitu, jangan-jangan bohong." Pak Jarwo mengangkat alisnya curiga.

"Kita nggak bohong, Pak," kompak keduanya.

"Terus mau ngapain?"

"Bapa kenapa si kepo banget, ya kalo orang mau ketoilet itu menurut bapa mau ngapain? Antara kencing sama berak masa iya mau makan si, Pak," ucap Delvin membuat gelakkan tawa
dari murid kelas XII IPA 1.

SANTOSA {END}Kde žijí příběhy. Začni objevovat