Bab 14. Ayah Tidak Membenciku?

71 56 24
                                    

Ayah tidak membenciku?
.
.

Ayah, jangan membuatku bingung. Kamu membenciku bukan? Lantas kenapa kamu membelaku? Aku bingung, kamu benci padaku atau tidak?
- Delisa

---------------------------------------------

"Ayok, naik," ajak Arka. Delisa mengangguk dan mulai menaiki motor milik Arka.

Saat sudah duduk dimotor, Delisa hendak berpegangan pada baju Arka. Namun, Arka melepas pegangan Delisa, dan mengarahkan nya pada perutnya.

Posisinya seperti, Delisa memeluk Arka dari belakang. Semburat merah muncul dipipi Delisa yang cantik. Delisa juga merasakan detak jantung nya berpacu dengan sangat cepat.

Duh, nih jantung bisa gak si, jangan deg deg an gitu rutuk Delisa dalam hati.

Tanpa disadari Delisa, Arka tersenyum dibalik helm nya. Selama ini, Arka jarang tersenyum kepada semua orang. Mungkin kalau Arka membuka helm nya dan tersenyum. Pasti gadis gadis yang melihatnya akan is dead.

Eh salah, maksudnya pingsan gitu, bukan is dead. Gawat dong kalau is dead, nanti bakal jadi drama indosiar yang berjudul "Senyumanku, membuat seluruh gadis meninggoy". Drama piring terbang ya? Eh? Piring terbang apa ikan terbang?

Arka lalu menjalankan motornya. Dan pergi menuju rumah Delisa.

****************

Sesampainya mereka dirumah Delisa, Delisa lalu turun dari motor.

Ia lalu berbalik arah dan menatap Arka. Delisa sambil tersenyum manis. "Makasih ya, sudah mau anterin gue,"

Seketika Arka mematung, ia terpesona dengan senyuman milik Delisa. Sampai ia tak kedengeran dengan perkataan Delisa tadi.

"Ka?" untungnya pertanyaan Delisa, membuat Arka tersadar. Arka lalu salah tingkah, sambil mengarahkan pandangannya kearah lain.

"Eumm... Iya, sama sama. Lo beneran sampe sini saja? Gak suruh gue masuk dulu gitu? Gue tamu loh," canda Arka.

"Gak usah deh, ayah gue lagi ada dirumah. Nanti saja deh, lain kali ya?" jawab Delisa polos. Delisa tak tahu, kalau ucapan Arka yang tadi hanyalah candaan belaka.

"Lo serius, Sa? Padahal tadi gue cuma bercanda,"

"Iya, gue serius,"

"Oke deh, nanti gue datang lagi, gue pulang dulu ya," ujar Arka sambil berpamitan pada Delisa.

"Iya, Arka. Hati hati dijalan ya," balas Delisa masih dengan senyumnya.

"Iya sayang," Delisa membeku saat Arka memanggilnya 'sayang'. Bahkan ia tak menyadari, kalau pipinya dikecup oleh Arka.

"Cup" Suara kecupan itu terdengar jelas. Namun, Delisa tak juga tersadar. Arka tersenyum, lalu ia mendekatkan bibirnya ke telinga Delisa.

Arka mulai membisikkan sesuatu ditelinga Delisa. "Sayang," bisik Arka dengan suara yang dalam.

Setelah mendengar suara yang dalam milik Arka, Delisa tersadar. "Ah iya, kenapa Ka?" tanya Delisa.

Arka tak menjawab, tapi ia tersenyum. Delisa mengernyitkan dahinya bingung. Lalu Arka mendekatkan wajahnya dengan wajah Delisa. Delisa dapat merasakan nafas hangat milik Arka. Nafas Arka yang membuat bulu kuduk nya berdiri.

Dělísa On - Going (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang